Daikanyama, Sisi Lain Shibuya

Menikmati atmosfer kekinian dari area ngehits Tokyo

Ketika orang-orang mengira Tokyo itu identik dengan kuil-kuil, papan-papan neon, dan jalan-jalan yang penuh sesak, ada satu tempat yang membuyarkan label yang terlalu melekat pada sang ibukota. Daikanyama namanya, sebuah daerah super nyaman yang bisa dibilang sangat berbanding terbalik dengan apa yang orang-orang kenal dari Tokyo: modern, trendy, tenang. "Little Brooklyn" dari ibukota Jepang, kata orang-orang. Uniknya, atmosfer kalem ini masih menjadi bagian dari salah satu daerah paling sibuk se-Tokyo, Shibuya.

Saya pun heran ketika mulai memasuki area Daikanyama. Seperti melangkah dari sebuah jalan raya yang ramai dan runyam, memasuki bangunan yang tenang, dengan alunan musik lembut dan orang-orang yang tidak terlihat kusut. Suara klakson dan ingar-bingar khas kota besar pun sirna seketika. Tapi itulah yang ditawarkan oleh Daikanyama. Karena lokasinya yang sedikit menjauh dari hiruk-pikuk ibukota, area ini menyimpan elemen-elemen yang tidak biasanya ditemukan di Tokyo seperti butik-butik minimalis, toko-toko buku hipster, dan jalur-jalur khusus pejalan kaki yang berpagarkan pepohonan. Menjadikannya sebuah area yang stylish dan sophisticated, tapi bukan berarti mewah dan tak tersentuh. Siapapun bisa hadir dan menikmati atmosfer khas Daikanyama!

Menelusuri deretan toko dan galeri

Daikanyama tidak akan memperoleh titel sebagai "The Brooklyn of the Japanese Capital" kalau tidak memiliki atmosfer yang tenang, dan kalau tidak memiliki koleksi toko/galeri unik alias anti-mainstream. Tempat-tempat yang membudidayakan seni dan budaya, seperti galeri, studio desain interior, toko furnitur, hingga barber shop kekinian menjadi hal yang lumrah dijumpai di setiap sudut wilayah ini.

Daikanyama T-Site mungkin adalah jagoan utamanya, karena selain berisi toko-toko kelas atas, galeri seni, kafe-kafe dan bahkan taman anjing, arsitektur bangunannya yang begitu modern menjadi icon yang menggambarkan kepribadian Daikanyama itu sendiri. Tsutaya, toko buku serta rental CD/DVD yang sangat terkenal di Jepang, menjadi jantung dari T-Site (di mana 'T' itu sendiri mengambil nama dari 'Tsutaya').

Belanja di butik-butik desainer

Ketika saya bilang Daikanyama itu "stylish dan sophisticated", saya tidak main-main. Bedanya, kalau Tokyo melayani para pencinta belanja lewat department stores, Daikanyama menawarkan deretan butik eksklusif dengan pilihan mode yang lebih maju. Daikanyama memang tidak begitu besar, tapi dominasi butik-butik desainer ini cukup terlihat di setiap sudut area. Beberapa bahkan memadukan tempat belanja dengan galeri seni, seperti yang dilakukan oleh Lift Etage. Selain butik-butik, tempat pilihan belanja lain yang namanya lebih lazim terdengar juga bisa ditemukan di sini—meski tentu saja, tidak sekomersil yang ada di Shibuya atau Shinjuku.

Makan bersih nan tenang

Oh, jangan tanyakan soal pilihan tempat makan di Daikanyama. Tentu saja ada banyak, dan semuanya seragam dengan toko-toko yang berderet di jalan-jalan. Konsep makanan sehat seperti jelas menjadi incaran orang-orang yang datang ke Daikanyama, sehingga jangan heran kalau menu yang tersedia di resto-resto atau kafe-kafe unik di sini tak jauh dari avocado toast, vegan sandwich, salad dengan beragam pilihan menu dan topping (coba Crisp Salad Works), granola bowl, smoothies, dan menu-menu organik lainnya (kunjungi Sign Allday yang Daikanyama banget!). Pilihan menu lain pun tersedia, dan semuanya, seperti yang diharapkan dari sebuah tempat makan di Daikanyama, menyajikan atmosfer super tenang dengan desain minimalis, musik-musik lembut mengalun sebagai latar belakang, dan area nongkrong super cozy di mana orang rela duduk berjam-jam bersama teman-temannya untuk ngobrol.

Nongkrong ditemani kopi atau es krim

Kalau tidak sedang ingin makan, jelas kedai-kedai kopi yang aroma bijinya tercium hingga ke jalanan bisa jadi opsi nongkrong di Daikanyama. Dan jelas juga, jumlahnya ada banyak. Mulai dari yang besar hingga kecil, yang dalam ruang hingga kafe open-air, saya rasa bukan 'hipster' namanya kalau tidak memiliki banyak pilihan kedai kopi. Tapi selain itu, kedai es krim juga jadi salah satu andalan Daikanyama untuk memanjakan pengunjungnya yang sedang mampir ke sana.

Keliling menikmati atmosfer

Tanpa harus mengunjungi toko-toko atau tempat-tempat makannya pun, Daikanyama mampu menyihir para pendatang untuk langsung mencintainya. Atmosfernya tidak terburu-buru, orang-orangnya santai dan tidak dikejar oleh waktu. Melihat anak-anak muda berjalan santai sambil sesekali mengecek butik yang mereka lewati, atau seorang ibu muda berjalan tenang di pinggir jalan sambil mendorong kereta bayi, atau para hipster ibukota keluar-masuk toko-toko unik sambil cekikikan bersama teman-temannya, semua diselimuti atmosfer damai alias laid-back vibe yang sangat sulit ditemukan di pusat kota—saya yakin hanya berjalan-jalan mengitari areanya saja sudah cukup membuat orang-orang lupa bahwa mereka sedang berada di Tokyo.

Cara ke sana

Area Daikanyama dilayani oleh Stasiun Daikanyama yang berada di jalur Metro Toyoko Line. Pilihan lainnya adalah naik kereta ke Stasiun Ebisu (JR Yamanote Line, Saikyo Line, Shonan-Shinjuku Line, atau Metro Hibiya Line) dan lanjut jalan kaki selama 10 menit menuju pusat Daikanyama.

0
0
Apakah artikel ini bermanfaat?
Help us improve the site
Beri masukan

Tinggalkan komentar

Thank you for your support!

Your feedback has been sent.