Kota Kuno Sawara

Edo kecil tak jauh dari kemodernan pusat kota Tokyo

Berjarak sekitar 90 kilometer sebelah timur Tokyo, sebuah kota kecil dengan wajah kuno berdiri di garis utara Perfektur Chiba. Kota itu bernama Sawara, sebuah daerah bersejarah dengan latar belakang kisah-kisah dari Zaman Edo. Sawara tadinya hanyalah merupakan sebuah distrik kecil yang menjadi penyalur beras utama ke ibu kota. Namun seiring berjalannya waktu, kota ini digabungkan dengan distrik-distrik sekitar untuk membentuk kota yang lebih besar. Meski demikian, Sawara tidak pernah kehilangan atmosfernya sebagai sebuah kota klasik dengan nuansa tradisional yang sangat kuat.

Pusat ke-kuno-an Sawara terletak di sepanjang Kanal Sawara, sebuah jalur air berpagar kayu dengan beberapa jembatan melintas di atasnya. Di sekitar kanal inilah, berdiri bangunan-bangunan kayu khas Jepang kuno dengan pancaran masa lalu yang begitu kuat sehingga Sawara mendapatkan julukan “Little Edo”. Tak hanya itu, jalan-jalan di Sawara pun masih berbentuk serupa dengan apa yang ada beratus-ratus tahun silam—menyajikan perpaduan yang tak kalah klasik dari Distrik Gion di Kyoto.

Bangunan-bangunan yang berdiri di sisi kanal ini dulunya merupakan rumah-rumah tradisional, toko-toko para pedagang lokal, serta gudang penyimpanan barang pada Zaman Edo. Struktur bangunannya yang sekarang memang sudah dipugar, dan sebagian telah beralihfungsi menjadi toko-toko dan restoran, namun semuanya tetap menjaga keaslian rupa dan desain rumah kayu tradisional Jepang yang sudah dipergunakan sejak Zaman Edo dulu. Beberapa bahkan masih mempertahankan taman-taman kunonya yang indah.

Kanal Sawara sendiri, pada cuaca yang cerah (bukan saat hujan seperti ketika saya datang ke sana), menawarkan sebuah tur dengan kapal menelusuri jalur air yang terhimpit suasana tradisional khas Jepang tua. Atraksi lain yang ditawarkan kota ini adalah Museum Ino Tadataka, yang menampilkan kisah seorang ahli pengukur tanah kelahiran Sawara bernama Ino Tadataka. Ino adalah sang pembuat peta negara kepulauan Jepang, yang dimulai dari peta-peta kecil hingga pada akhirnya digabungkan untuk membentuk peta Jepang seperti yang sekarang bisa Anda lihat dimana-mana. Tentu saja dalam museum ini terdapat banyak koleksi peta yang menarik untuk diperhatikan. Masih ada pula beberapa bangunan bersejarah di Sawara seperti Kuil Yasaka, lalu rumah yang dulunya menjadi tempat tinggal Ino Tadataka, aula persembahan Ino Tadataka, toko kimono Fukushin, toko makanan kering Nakamuraya, serta jalur bersejarah Shimoshinmachi yang semuanya dapat dijelajah hanya dengan berjalan kaki!

Kalau Anda tidak punya banyak waktu untuk berkeliling kota tua ini, hanya berjalan-jalan di sisi kanal sudah cukup untuk memenuhi hasrat berwisata ala Edo kuno. Menelusuri jalan-jalan yang dilapisi batu dengan rumah-rumah kayu tradisional di kanan-kiri Anda benar-benar dapat membuat Anda seperti bagian dari kisah kekaisaran kuno yang mungkin selama ini hanya dapat Anda baca di buku-buku sejarah atau Anda lihat melalui layar televisi. Sangat berkesan!

Sawara berjarak kurang lebih 100 menit perjalanan kereta dari Tokyo (via Chiba Station), dan sekitar 45 menit dari Bandara Narita—lumayan cepat, karena kota ini terletak tak jauh di sebelah timur laut Kota Narita. Jadi kalau Anda bingung mau kemana atau melakukan apa selagi menunggu penerbangan pulang, Sawara bisa jadi salah satu pelarian terbaik. Selain dekat (sehingga tidak perlu takut ketinggalan pesawat), Anda pun bisa menutup perjalanan ke Tokyo dengan pemandangan tradisional Jepang kuno yang kental.

0
0
Apakah artikel ini bermanfaat?
Help us improve the site
Beri masukan

Tinggalkan komentar

Thank you for your support!

Your feedback has been sent.