Sushi dapat menjadi sangat terjangkau, cepat dan menyenangkan. Bayangkan sebuah keluarga yang sedang kelaparan berada di dekat persimpangan jalan Utsunomiya dan Nikko Kaido (jalan) dan disana, di persimpangan jalan tersebut, terdapat lampu yang terang dengan area parkir yang luas milik restoran Uobei yang besar.
Uobei dalam bahasa cina memiliki arti ikan. Jika Anda tidak menyukai ikan mentah atau apapun jenisnya, disini Anda dapat menemukan menu lainnya yang Anda sukai, seperti spaghetti carbonara (¥350 plus pajak), tempura, makanan goreng atau paket dessert seharga ¥500 yang termasuk mencoba gratis permainan roulette di tablet.
Logo wajah berwarna kuning pada Genki Sushi, induk perusahaan dari Uobei, terlihat bersinar di dinding. Genki Sushi sendiri sudah memperluas pasarnya hingga keluar jepang. Akan tetap, di jepang sendiri baru terdapat 50 outlet Genki Sushi dan 80 outlet Uobei. Apa yang membedakan Genki sushi dan Uobei? Uobei menawarkan teknologi terdepan dalam sebuah toko yang besar di pinggiran kota, sedangkan Genki Sushi masih menggunakan sistem conveyor belt di toko yang lebih kecil di wilayah perkotaan. Harganya sebanding, yaitu ¥100/US$1 per piring.
Kami sampai di Uobei pukul 8.30 malam di hari minggu, dalam suasana hati yang kurang bersahabat. Kemudian para pegawai menyambut kami dengan penuh semangat dan langung menunjukan posisi meja kami. Kondisi dalam toko sangat terang dan luas. Di meja kami, tangan saya langsung terarah ke sebuah sebuah tablet di depan saya dan langsung merubah ke mode Bahasa Inggris untuk memilih menu yang tersedia. Yang membuat saya malu adalah, ternyata tablet tersebut dapat dilepaskan dari tempatnya karena suami saya dengan mudahnya mengambil tablet tersebut dan memberikannya kepada saya. Mudah sekali! Setiap menu sudah berisi informasi tentang kandungan kalori dan juga berisi bahan-bahan yang dapat menyebabkan alergi, namun list bahan-bahan tersebut hanya tersedia dalam bahasa jepang. Anda juga dapat dengan mudah mengetahui total harga makanan yang dipesan kapanpun itu atau untuk mengatur pembayaran per orang.
Sebelum memesan, saya merekomendasikan untuk membuat secangkir teh hijau. Teh hijau dapat membantu mencerna lemak pada tempura, makanan yang digoreng, serta mayonaise pada sushi dan ikan. Ambil sedikit bubuk teh hijau dari dalam box dimeja Anda, kemudian isi cangkir dengan air panas yang juga dapat langsung diambil dari meja Anda. Anak saya hanya bisa minum teh hijau hangat, jadi caranya adalah kita isi cangkirnya setengah penuh teh hijau panas, kemudian tambahkan air dingin dari keran yang berbeda. Jika Anda membutuhkan kursi kecil untuk anak Anda, Anda bisa mendapatkannya di cabang Kami Matsuri, dimana kursi kecil untuk anak ditumpuk di dinding dekat pintu masuk toilet.
Selanjutnya adalah sumpit. Sumpit dapat ditemukan di bagian yang berdekatan dengan tusuk gigi dan wasabi di laci kecil di dalam box diatas meja. Berdekatan dengan area sumpit, terdapat botol-botol saus yang penjelasan namanya terdapat dalam bahasa jepang dan bahasa inggris.
Kami kemudian memesan makanan pembuka. Beberapa menit kemudian, sebuah mesin kecil berbentuk mobil balap mini datang dengan membawa pesanan kami di atas rel mini, dan kemudian tombol kuning dekat rel menyala. Kami mengambil piring kami, lalu menekan tombol kuning kembali, kemudian mobil balap mini kembali ke dapur.
Pesanan kesukaan saya malam itu adalah salmon panggang dengan lada hitam dan tuna albacore panggang dengan lada hitam, keduanya juga tersedia dalam menu tanpa lada dan salah satunya memiliki tambahan belut panggang besar dari fuwatoro (¥ 183 termasuk pajak). Dalam penjelasan menu, menu belut dideskripsikan dengan "lembut dan lunak", yang mana menurut saya merupakan satu-satunya bahasa Inggris dengan penjelasan yang aneh.
Kita juga dapat membawa pulang menu-menu terfavorit. Suami saya memesan kopi dan anak saya memesan minuman jelly untuk dibawa pulang. Total pengeluaran makan kami malam itu kurang dari ¥3000 dan kami semua sangat puas.
