Di samping menyaksikan pemandangan memukai dari Alpen Jepang dan Ngarai Tenryu-Kyo di luar jendela, tidak banyak hal yang bisa dilakukan di kereta lokal Iida-Sen. Jadi ketika saya melihat sebuah selembaran menarik di dalam tas konduktor, saya pun meminta salinannya. Selembaran itu kebanyakan berisi informasi soal Iida-Sen, sebuah jalur kecil kurang tenar yang beroperasi dari Toyohashi ke Tatsuno—tapi memiliki kolom-kolom dan foto-foto menarik di sisi selembaran mengenai tempat-tempat yang dapat ditemukan di sepanjang jalur. Sebuah foto "jembatan pelangi" dari kayu yang dikelilingi pepohonan sakura menarik perhatian saya, sehingga saya langsung membalik selebaran itu. "Takato-Joshi Koen (Taman Reruntuhan Kastil Takato) di Kota Ina, Nagano". Dalam selembaran itu saya membaca, "sakura terbaik tepat di bawah surga." Menurut selebaran itu, ada lebih dari 1500 pohon sakura tersebar di seluruh penjuru taman dan pohon-pohon ini tergolong istimewa, karena merupakan jenis sakura dengan warna merah muda yang gelap. Pemandangan dari Alpen Jepang bagian tengah dan selatan juga nampak menjanjikan. Dan "sakura terbaik tepat di bawah surga"? Terdengar seperti janji yang cukup berani dan patut dicoba.
Pada musim semi berikutnya, saya melihat Layanan Meteorologi Jepang (Japanese Meteorological Service) mengenai prakiraan sakura, melakukan pengecekan ke kantor pariwisata setempat di Takato-Cho, dan ketika saya merasa sudah waktunya, saya pun bergegas. Sakura di pesisir pantai Pasifik Jepang, tempat dimana kala itu saya tinggal, sudah lama melewati masa kemekaran sakura, namun di bagian selatan dan tengah Nagano seluruh sakura baru akan mekar seutuhnya.
Setelah melewati satu kali perjalanan kereta dan dua kali naik bus, saya tiba di taman. Sakura di sekitar taman ternyata sudah mekar, namun anehnya, yang ada di dalam taman belum sepenuhnya mekar. Meski demikian, Sakura di Taman Takato-Joshi adalah yang terbaik yang pernah saya lihat selama dua tahun tinggal di Jepang. Hanya sakura di Reruntuhan Kastil Murakami yang dapat menyamakan pengalaman yang saya rasakan di Taman Takato-Joshi.
Peringkat tertinggi dalam daftar hal-hal-yang-harus-saya-lihat adalah jembatan yang membuat saya ingin berkunjung ke tempat ini. Seorang petugas taman memandu saya ke jembatan dan memberitahu bahwa nama jembatan itu adalah "Ou-Un-Kyo", alias Jembatan Bunga Awan (Cloud Blossom Bridge). Nama yang cocok. Dari beberapa sudut, parit di antara hon-maru dan ni-no-maru yang dilintasi oleh Ou-Un-Kyo tampak seperti dipenuhi "awan-awan" kumpulan bunga sakura. Saya terus kembali ke Ou-Un-Kyo untuk mengambil foto-foto dan membiarkan diri saya dikepung oleh bunga-bunga. Mau bagaimana lagi, semuanya sangat cantik.
Taman Takato-Joshi tidak memiliki biaya masuk, namun untuk mencapainya, butuh banyak biaya. Saya sarankan untuk tidak berkendara dengan mobil karena taman ini sangat terkenal (memiliki peringkat tinggi dalam daftar 100 tempat terbaik untuk melihat sakura), lahan parkir amat terbatas, dan jalan-jalan ke Takato-Cho sangat sempit dan sama sekali tidak didesain untuk menghadapi volume kendaraan yang begitu meningkat menjelang musim sakura. Perjalanan satu hari dengan bus, yang ditawarkan oleh banyak perusahaan pariwisata, adalah yang paling ekonomis. Sebuah tur yang saya lihat yang diatawarkan oleh perusahaan Entetsu yang bertempat di Kota Hamamatsu mematok tarif ¥7,800, termasuk bus pulang-pergi, dan hidangan bento. Alternatif lainnya adalah dengan menaiki kereta Chuo Line dari Tokyo atau Nagoya, lalu tukar di Iida Line di Okaya, dilanjutkan dengan naik bus lokal dari Stasiun Ina-Kita atau Ina-Shi. Pilihan lainnya adalah dengan menaiki bus dari Kota Komagane (¥3,650 sekali jalan dari Tokyo, ¥2,980 sekali jalan dari Nagoya, dan ¥4,880 sekali jalan dari Osaka) untuk nantinya dilanjutkan dengan Iida Line ke Ina-Shi atau Ina-Kita.
Sedang mencari ide untuk membuat kekasihmu terkesima? Tidak ada cara yang lebih baik daripada ini. Selamat menikmati!
