Kuil Tofuku-ji di Higashiyama bangga dengan sebutan komplek bangunan terbesar di Kyoto. Memakan waktu selama 19 tahun untuk menyelesaikan seluruh fasilitas kuil, dari tahun 1236 hingga 1255. Wilayah kuil merentang hingga melewati sungai, memanfaatkan tiga jembatan. Pada musim gugur, pemAndangan daun berwarna-warni menarik pengunjung dari seluruh tempat di Jepang. Setiap orang berbondong-bondong menuju Jembatan Tsuten-kyo untuk melihatnya. Akan tetapi Saya ingin memperkenalkan tempat indah untuk menikmati daun musim gugur dan taman indah Jepang pada saat yang bersamaan, jauh dari keramaian.
Rute Berjalan
Ketika masuk ke dalam wilayah kuil melalui pintu gerbang Nio-mon, melewati jembatan Gaun-kyo dan berbelok ke kiri. Kebanyakan pengunjung ikut mengantri dalam barisan pintu masuk jembatan Tsuten-Kyo di musim gugur. Sebaliknya, lewati mereka dan berjalan lurus langsung menuju aula utama (Aula Hondo). Di sebelah kiri adalah pintu masuk menuju Taman Hodo. Terdapat empat taman kering mengelilingi bangunan Hojo. Koridor/teras kayu kecil menghadap lembah yang dipenuhi pohon penuh dengan daun merah fantastik. Pada hari Saya berkunjung, Jembatan Tsuten-kyo penuh dengan ratusan orang, akan tetapi di teras ini, kita dapat mengambil waktu dan melihat dedaunan musim gugur dengan suasana santai. Sebagai tambahan, terdapat empat taman di sini, semuanya modern-Jepang unik.
Taman Hojo
Desainer dan penata taman ini (yang dibangun pada tahun 1939), Shigemori Mirei, menyebut mereka ‘Konsep taman yang mengandung konsep ekspresi abstrak’. Taman sebelah selatan menggambarkan mitologi China: pasir putih depan laut, empat batu adalah pulau legenda, dan lima bukit kecil adalah lima kuil penting Zen di Kyoto atau Cina. Taman sebelah barat berada dalam pola papan dam dengan bunga azalea. Yang melambangkan ladang padi. Taman sebelah utara menggambarkan ide abstrak agama Budha yang menyebar dari India ke Asia Timur: kebanyakan pola papan dam semakin lama berubah menjadi warna hijau. Taman sebelah timur didesain untuk menggambarkan bintang biduk dengan tujuh kolom batu. Pada ritual Zen, biksu menggunakan biduk dalam penyucian. Keempat taman tersebut semuanya berhubungan sangat dalam dengan agama Budha dan gaya hidup Asia, sehingga tanaman, batu, dan pasir dalam taman sangat akrab dengan kita. Akan tetapi kesan yang kita dapatkan dari taman sangat segar, karena Mirei menggunakan beberapa ide kreatif di sini.
Shigemori Mirei dan Pendekatan desain Taman
Hal yang paling menakjubkan mengenai taman Mirei adalah penataan batu dan layout lapangan yang menarik. Sangat unik dan modern. Mirei meletakan batu seperti patung, ditanam dalam pola papan catur (ladang padi), dan layout grafik desain lapangan. Berbeda dengan desainer taman lain, Mirei cepat dalam memutuskan lokasi dan sudut jumlah besar batu, tidak mengubah penataannya, dan tidak ada batu yang tertinggal. Para Pekerja selalu menikmati bekerja dengan Mirei, dan dengan cepat mengerti instruksi singkatnya. Mirei menulis mengenai penataan batu dalam esai, yang mengatakan: “Tuhan memberikan inspirasi kepada Saya dan Saya hanya mengikuti perintah tersebut. Kemudian batu ditaruh ditempatnya yang sesuai pada sudut yang tepat”. Hanya itu. Pendekatan Mirei terhadap desain taman juga didukung dengan budaya penuh seni rangkaian bunga.
Seri mengenai hal ini
Kyoto merupakan ibukota Jepang selama lebih dari 1000 tahun (794-1867). Terkenal dengan kuil dan taman, dengan tiga jenis utama (walaupun beberapa taman menggabungkan beberapa jenis). 1) Taman kering menggunakan batu dan pasir untuk mengekspresikan air. Biasanya secara umum didesain agar dapat dinikmati dari dalam ruangan. 2) Taman gaya pesiar biasanya termasuk berjalan mengitari kolam. Kita dapat menikmati pemAndangan berbeda sepanjang berjalan-jalan. 3) Taman gaya abstrak sedikit modern akan tetapi tetap mengikuti tradisi taman.
Taman pertama di Kyoto berasal dari Taman Shinsen-en. Taman berkembang melewati periode waktu panjang hingga menjadi tiga jenis yang disebutkan di atas. Pada seri ini, Saya ingin memperkenalkan beberapa ahli penata taman (tukang kebun/arsitek landskap), dan beberapa taman Jepang indah yang mereka desain di Kyoto.
- Biksu Muso Soseko (1275-1351): Taman Hojo Tenryu-ji (Taman Gaya Pesiar)
- Kobori Enshu (1579-1647): Taman Tsuru- Kame Konhi-in (Taman Kering)
- Ishikawa Jozan (1583-1672): Vila Shisen-do (Taman Kering/Taman Gaya Pesiar)
- Ueji VII (1860-1933): Vila Murin-an (Taman Gaya Pesiar)
- Shigemori Mirei (1896-1975): Taman Hojo Tofuku-ji (Taman Gaya Abstrak)
Apabila Anda menikmati seri ini, mungkin tertarik juga dengan Menikmati kuil ini dengan koridor luar ruangan yang menakjubkan. Seri ini memperkenalkan koridor kuil dan taman menarik di Kyoto.