Pasar Ekini Hakodate

Dua buah sisi sarapan

Dari kamar saya di Hotel Route Inn Grantia Hakodate Ekimane yang berada di Hakodate, saya dapat melihat Gunung Hakodate, Stasiun Hakodate, Motomachi serta Pasar Pagi dan Pasar Ikan Ekini. Petugas ramah yang melayani saya ketika mendaftar memastikan saya mendapatkan cukup voucher sarapan untuk empat malam tinggal di sana. Tapi untuk pagi pertama, saya pergi lagi mencari makanan laut untuk menu pertama saya hari itu, kali ini yang mentah dan yang bakar.

Saya berjalan memasuki Pasar Pagi dan bertemu sekelompok anak sekolah yang riuh dengan topi kecil mereka yang berwarna merah dan kuning saling bersenda gurau dan berdesak-desakan di jalanan pasar yang sempit. Sebagian dari mereka membeli buket-buket kecil bunga segar. Saya berlalu melewati mereka, lalu melewati seorang wanita tua yang merunduk di atas stan buah miliknya, sebuah gambaran ketentraman, dan kemudian saya terus berjalan sampai di bagian pasar yang terbuka di mana para penjual makanan laut menjajakan barang dagangan mereka.

Jalan-jalan yang ada merupakan pusat dari segala aktivitas, kerumunan kelompok-kelompok turis dari Cina membuat suasana menjadi ramai dan hidup. Anda dapat melihat kalau semua orang menikmati keberadaan mereka di pasar dan juga sekaligus mereka tidak melewatkan kesempatan melihat keindahan pemandangan laut Hokkaido yang terhampar.

Dengan berjalan kembali ke titik permulaan, saya mendapati diri saya memasuki Pasar Ikan Ekini. Sedangkan di sampingnya, saya menemukan sebuah pintu masuk menuju ke tempat yang di dalamnya terdapat beberapa buah restoran kecil dan setelah melakukan pengamatan singkat, saya masuk untuk sarapan.

Donburi dengan ikura dan sake sashimi (telur ikan salmon dan daging ikan salmon) dan sebuah Hokke panggang (Makarel Okhotsk Atka Hokkaido) menjadi pilihan saya; dan itu memang sebuah pilihan yang tepat. Donburi saya sangat lezat dan acar sayurannya juga enak. Makarel yang renyah dan sedikit berminyak dengan parutan lobak dan kecap asin menonjolkan sisi istimewa makanan mentah. Sup miso, oke, sup merupakan cerita lain. Di dalamnya terdapat sesuatu yang awalnya saya kira parutan yam. Setelah sendokan kedua saya menyadari bahwa itu adalah sejenis rumput laut dan terlebih lagi itu adalah jenis rumput laut yang berlendir. Ketika saya mencoba untuk memakannya, benang-benang tipis yang terbaik dideskripsikan memiliki konsistensi seperti ingus (saya minta maaf, ini merupakan pilihan penjelasan terbaik yang terpikirkan oleh saya) terbukti terlalu bermasalah. Itu adalah makanan pertama yang saya makan di Jepang di mana saya tidak dapat menghabiskannya - dan itu juga termasuk natto yang saya makan untuk sarapan di sebuah ryokan di Kyoto.

Meskipun supnya seperti itu, makanan Hakodate pertama saya di pasar merupakan permulaan yang baik untuk perjalanan saya di kota selatan. Untungnya, pasar ini hanya memerlukan waktu dua menit berjalan kaki dari hotel saya, saya akan kembali untuk makanan laut segar, tapi tidak untuk sup yang berlendir.

0
0
Apakah artikel ini bermanfaat?
Help us improve the site
Beri masukan

Tinggalkan komentar

Thank you for your support!

Your feedback has been sent.