Toko Kue Siegfrieda

Kue-kue Eropa di Pedesaan Hida

Ketika Anda memikirkan makanan penutup Jepang, mungkin Anda berpikir tentang kue beras atau manju isi kacang manis, tapi faktanya orang-orang Jepang sudah banyak yang ahli dalam membuat pastri. Sebuah toko kue yang diperkenalkan pada saya ini benar-benar berhasil membuat lidah saya bergoyang.

Saya menemukan kue terenak yang pernah saya makan di kota kecil Hagiwara yang tak begitu ramai, di Kota Gero. Terletak di pinggir kota sekitar satu jam berjalan kaki dari stasiun Hagiwara adalah Siegfrieda. Bangunannya terlihat seperti pondok dari Eropa Utara dan kuenya tidak terlihat atau terasa seperti kue Jepang pada umumnya. Saat membuka pintu, mata saya langsung mengarah ke etalase yang menampilkan kue-kue artistik elegan yang dilapisi krim segar, blueberry paling biru, raspberry matang, serta kue lapis yang dilapisi coklat terkaya dan tertebal dalam berbagai jenis dan bentuk yang membuat air liur pengunjung menetes. Rasanya seperti menemukan peti harta karun yang penuh emas.

Saya lalu dihadapkan dengan dilema soal kue mana yang harus saya pilih. Cheese cake mousse ala Camembert? Mont Blanc dengan kacang chestnut segar? Mousse coklat gulung dengan meises emas? Mille Feuille yang penuh buah segar? Oh itu adalah pilihan yang sulit. Wanita muda di balik konter bertanya, "Mana yang ingin Anda pilih?" Wajah saya menunjukkan dilema yang saya alami. Saya tidak bisa langsung menjawabnya dan tetap berdiri di sana sekitar 10 menit sambil terus bepikir sebelum akhirnya memutuskan untuk memilih Kue Keju Camembert yang unik. Saya sudah pernah makan kue-kue yang lain, tapi belum pernah mencoba Kue Keju Camembert. Hmmm... Kue dengan rasa yang sedikit gurih? Kedengarannya menarik.

Wanita muda tadi bertanya apakah kuenya mau di makan di sana atau dibawa pulang. “Makan di sini,” jawab saya. Dia lalu mengantarkan saya ke area kafe di salah satu sudut toko dan mempersilahkan saya duduk di area meja dan kursi kayu nyaman yang mengingatkan saya pada perjalanan yang pernah saya lakukan di Denmark saat masih muda dulu. "Apakah Anda ingin minum sesuatu?" Oh, keputusan lain. Caffé latte, cappuccino, espresso, kopi amerika, chai, chai latte, cappuccino moka, jus jeruk segar, susu hangat, coklat panas, dan lainnya. Sekali lagi setelah berpikir dengan berbagai pertimbangan, saya memutuskan memesan caffé latte.

Dalam beberapa menit wanita muda tadi kembali lagi sambil membawa kue keju camembert dan caffé lattè dalam mangkuk yang sebenarnya lebih cocok untuk ramen. Yang satu ini bukan latte ukuran Jepang, ini latte ukuran ekstra jumbo! Saya mulai dengan melahap sepotong kecil kue keju. Awalnya rasa tajam dari camembert sangat terasa di lidah, tapi kemudian rasanya berubah menjadi creamy, lembut, dan manis.

Perpaduan antara susu manis dan kopi pahit di caffe latte sangat pas, jadi tanpa gula sudah nikmat.

Koki pastrinya, Mr. Tatsuya Hojo, besar di kota Osaka yang berjarak 15 menit ke utara dari kota ini. Untuk bisa menguasai teknik pembuatan kue, dia menghabiskan 6 bulan berkeliling Austria mempelajari dasar-dasar pembuatan kue sebelum mengambil kursus formal di Konditoren Schule, Wolfen Büttel, Jerman. Setelah lulus, dia magang selama satu tahun di sebuah toko kue Jerman. Setelah kembali ke Jepang, ia bekerja di kota Takayama selama beberapa tahun sebelum membuka Siegfrieda pada tahun 2002. Bekerja sama dengan desainer yang berbasis di Seattle, dia berhasil merancang sebuah bangunan yang memberikan kesan sebuah kafe yang ada di pedesaan Eropa.

Sebelum pergi, saya memutuskan membeli beberapa kue untuk dibawa pulang untuk keluarga. Setelah membayar, saya pergi dengan puas dan tak sabar untuk memakan kue yang saya bawa. Untungnya kue-kue tersebut sampai di rumah masih dalam keadaan utuh.

0
0
Apakah artikel ini bermanfaat?
Help us improve the site
Give Feedback

Tinggalkan komentar

Thank you for your support!

Your feedback has been sent.