Museum Seni Fotografis Tokyo

Setelah dua tahun renovasi, museum ternama buka kembali

Museum Fotografis Tokyo Metropolitan (The Tokyo Metropolitan Museum of Photography) menjalani dua tahun renovasi besar-besaran, dan akhirnya dibuka kembali pada 3 September 2016, dengan nama baru yakni Museum Seni Fotografis Tokyo (Tokyo Photographic Art Museum / TOP Museum).

Sebagai penekanan karena menjadi sebuah museum seni di Tokyo yang didedikasikan untuk fotografi dan gambar bergerak, Museum Seni Fotografis Tokyo diberi nama pendek 'TOP Museum' untuk mempermudah pengucapannya baik dalam Bahasa Jepang maupun Bahasa Inggris.

Sebagai penghubung antara pembukaan kembali museum ini dengan perayaan ulang tahun ke-20 nya, sebuah acara ulang tahun selama setahun penuh untuk sudah direncanakan, meliputi acara khusus, workshop dan pameran yang dapat dikunjungi dan dinikmati publik, baik fotografer profesional maupun amatir. TOP Museum dapat langsung dikenal ketika memasuki bangunannya - sebelum masuk pintu utama, terdapat sebuah mural fotografis raksasa berwarna hitam-putih yang dibuat oleh banyak fotografer seperti Shoji Ueda. Di lantai pertama ada Maison ICHI, sebuah rumah makan sekaligus toko roti dengan cabang utamanya yang berada di Daikanyama, juga TOP Museum Theatre, yang nantinya akan sering memutar premier film-film baru serta film-film independen yang memiliki visi seni yang sejalan dengan museum. Lantai dua dan tiga museum berisi galeri utama, dengan pameran utama yang diusung untuk merayakan pembukaan kembali museum ini dianugerahkan kepada siapa lagi kalau bukan fotografer Jepang yang sudah diakui secara internasional, Hiroshi Sugimoto. Pamerannya yang bertajuk Lost Human Genetic Archive yang sedang dipajang sekarang, akan berlangsung hingga tanggal 13 November.

Sugimoto menjelaskan bahwa konsep di balik Lost Human Genetic Archive adalah sebuah penjelajahan 'kematian dari kemanusiaan dan peradaban', didokumentasikan ke dalam tiga bagian: Lost Human Genetic ArchiveAbandoned Theater (serangkaian foto yang mendokumentasikan teater-teater terbengkalai di Amerika), dan Sea of Buddhas (penggambaran relik-relik Budha yang menginformasikan rasa dari surga Budha).

Pameran lain yang diadakan dalam waktu yang bersamaan dengan Lost Human Genetic Archive adalah World Press Photo 2016, yang berlangsung hingga 23 Oktober tahun ini. Dengan banyaknya pameran menarik lain yang akan diadakan dalam beberapa bulan ke depan, nampaknya akan ada masa depan yang cerah di TOP Museum.

Info lebih lanjut

Cari tahu tentang Tokyo Photographic Art Museum

0
0
Apakah artikel ini bermanfaat?
Help us improve the site
Beri masukan

Tinggalkan komentar

Thank you for your support!

Your feedback has been sent.