Membasuh Tangan di Kuil Shinto

Sebuah ritual untuk menyucikan diri

Pemurnian adalah elemen yang penting menurut kepercayaan Shinto. Unsur-unsur yang dapat digunakan untuk proses pemurnian adalah air, garam, api, pasir, dan sake (alkohol). Sebelum berdoa kepada Dewa Shinto, pengunjung diminta untuk menyucikan diri atau disebut harai (祓い) dari segala bentuk dosa. Tindakan pembersihan diri ini disebut dengan misogi () atau misogi harai (禊祓い).

Sebagai wisatawan asing, ritual untuk membersihkan diri sebelum berdoa adalah kegiatan yang menarik untuk diperhatikan. Ritual ini dilakukan di sebuah paviliun kecil dekat pintu masuk kuil yang disebut dengan temizuya. Di temizuya terdapat tempat air yang terbuat dari batu, lengkap dengan gayung untuk mengambil air ketika membasuh diri.

Ritual membasuh diri atau misogi ini bertujuan untuk memurnikan tubuh dan pikiran dengan air sebelum berdiri di depan dewa untuk berdoa. Awalnya ritual ini dilakukan dengan telanjang di lokasi tertentu  seperti laut, air terjun, atau sungai. Tradisi misogi  di lokasi tertentu dilakukan beramai-ramai dan masih dipertahankan dan dilakukan pada hari-hari tertentu.

Namun, untuk berdoa di kuil saat ini ritual misogi telah disederhanakan cukup dengan membilas tangan dan mulut di temizuya. Dengan membasuh tangan dan mulut, berarti pula membasuh kotoran secara jasmani dan rohani.

Ritual yang begitu menarik perhatian saya ini tidak hanya sekadar membersihkan tangan dan mulut ala kadarnya. Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam melakukan misogi, antara lain:

  1. Ambil gayung dengan menggunakan tangan kanan. Lalu, tuangkan airnya di atas tangan kiri.
  2. Tahan gayung dengan tangan kiri lalu tuangkan di atas tangan kanan.
  3. Posisi gayung masih tetap ada di tangan kiri. Tuangkan sedikit air ke tangan kanan dan bilas bagian mulut. Perlu diperhatikan bahwa gayung ini tidak boleh bersentuhan langsung dengan mulut kita. Tidak diperkenankan juga meminum air ketika membersihkan mulut. Air untuk membersihkan mulut dapat dibuang di saluran air yang ada di dekat tempat air.
  4. Gunakan air yang tersisa untuk membersihkan gayung dengan cara mengalirkan airnya sampai ke gagang gayung.

Hal penting lainnya  adalah cukup satu kali mengambil air untuk semua urutan misogi di atas. Jangan lupa mengembalikan gayung pada tempat semula dengan posisi tertutup. Perlu diperhatikan pula bahwa pada tempat air ini tidak diperkenankan untuk melempar koin.

Nah, setelah Anda mengetahui langkah-langkah pemurnian di kuil Shinto ini, pada kunjungan kuil selanjutnya Anda harus mencoba melakukannya!

0
0
Apakah artikel ini bermanfaat?
Help us improve the site
Beri masukan

Tinggalkan komentar

Thank you for your support!

Your feedback has been sent.