Kuil Mikumari Yushino

Altar Dewi Air Yamato

Sebuah pahatan seekor burung hantu kayu menatap membabibuta ke dalam pekarangan Kuil Yoshino Mikumari dari peristirahatannya di Gerbang Sakuramon kuil ini. Seniman yang mengukirnya menggunakan bentuk serat kayu untuk melukiskan kembali tekstur bulu-bulu, juga membentuk dengan akurat muka patung tersebut hingga nyaris menyerupai burung hantu asli. Patung itu sekaligus juga sebuah hasil karya seni yang brilian dan secara ajaib terlihat begitu hidup dengan ketenangan dan sikap tubuh yang ditunjukkannya. Saya bahkan nyaris berharap dia tiba-tiba melompat dari tempatnya bertengger dan terbang ke pohon sakura di pekarangan atau ke salah satu pohon aras raksasa di lereng di atas, sebagai perwujudan dari dewi kuil yang datang untuk memeriksa siapa saja yang datang untuk memberikan penghormatan.

Kuil Mikumari Yoshino adalah kuil ke-4 dari kelompok Kuil Mikumari Yamato di Nara (3 lainnya adalah Kuil Uda, Katsuragi dan Mikumari Tsuge) yang berada di selatan. Kuil ini terletak di bagian atas Kamisenbon di Yoshinoyama dan merupakan salah satu kuil tertua di daerah ini. Nama kuil berarti "batas air" menggunakan karakter kanji untuk "air" dan "membagi." Dewi yang dihormati oleh kuil Mikumari, Ame no Mikumari no Kami, adalah dewi air yang bertanggung jawab atas distribusi hujan dan air di Nara kuno. Karena nama Mikumari terdengar mirip dengan kata "mikomori," yang berarti hamil, kuil ini juga terkait dengan kesuburan dan persalinan yang aman. Orang-orang telah bepergian ke Kuil Mikumari sejak abad ke-9 untuk berdoa bagi salah satu atau kedua hal tersebut. Toyotomi Hideyoshi, jenderal samurai abad ke-16 yang mengakhiri periode peperangan antar negara dan mempersatukan Jepang di bawah satu bendera, terkenal pernah berdoa untuk kehadiran putra sekaligus penerusnya di Kuil Yoshino Mikumari. Doanya terkabul dan anaknya Hideyori lahir pada tahun 1593, 5 tahun sebelum wafatnya jenderal besar ini di tahun 1598. Toyotomi Hideyori mengunjungi Kuil Mikumari dan memerintahkan dilakukannya rekonstruksi pada tahun 1604 sebagai tanda terima kasih kepada ayahnya.

Bangunan Kuil Mikumari Yoshino yang dikunjungi orang saat ini adalah hasil dari rekonstruksi Toyotomi Hideyori yang menampilkan arsitektur Periode Momoyama. Aula utama kuil berupa konstruksi yang indah dan tidak biasa yang dirancang untuk memungkinkan altar-altar 7 dewa Shinto untuk ditempatkan di bawah satu atap. Selain ruang utama, ruang doa / display berisi beberapa kuil portabel mikoshi (semacam tandu berhias mewah) yang sudah digunakan dalam festival selama berabad-abad. Gerbang utama kuil bercat terang, sungguh sebuah pesta untuk mata yang melihat; juga ada ukiran naga, burung dan hewan lainnya di atas pintu masuk dan di jendela yang sangat indah. Bangunan kuil mengelilingi taman penuh tetumbuhan dan pohon sakura yang memberikan pengunjung rasa terasing dan damai.

"Bagaimana dengan patung burung hantu itu?" tanyaku pada salah satu gadis altar kuil ini. Sayangnya yang dia tahu tidak lebih dari bahwa patung itu telah disumbangkan ke kuil.

"Itu sebuah hasil karya seni yang indah tapi tidak ada hubungannya dengan dewa yang diabadikan di sini." Jadi mungkin saja kan sang seniman membayangkan, sebagaimana khayalan saya tadi, bahwa burung hantu itu mewakili perwujudan dewi air di dunia ini? Kalau kamu, apa interpretasimu? Selamat jalan-jalan!

0
0
Apakah artikel ini bermanfaat?
Help us improve the site
Beri masukan

Tinggalkan komentar

Thank you for your support!

Your feedback has been sent.