Hari itu sangat hangat dan cerah, sangat bertolak belakang dengan hari sebelumnya yang berkabut. Saya tiba untuk menaiki kereta dari Kushiro ke Nemuro dengan kereta Jepang yang berbeda. Eksterior dari kereta layanan penumpang satu-gerbong ini dilapisi mural berbagai karakter dari serial manga yang populer berjudul "Lupin III". Setelah mengambil beberapa gambar gerbong dan keretanya yang berada di jalur bertingkat (Norokko Tourist Train ke Kushiro Shitsugen National Park), saya naik dan menghabiskan dua jam perjalanan.
Jalur utama atau Nemuro Main Line, yang kadang disebut berdasarkan panggilan resminya, yakni Hanasaki Line, adalah sebuah layanan kereta lokal yang sepi namun menawarkan layanan harian di wilayah ini (termasuk beberapa layanan kereta cepat atau rapid trains). Karena saat itu langit sangat cerah, saya disajikan pemandangan memukau dari wilayah pedesaan di Hokkaido Timur. Namun seperti yang sudah saya alami sejak minggu-minggu awal saya di Hokkaido, cuaca dapat dengan cepat berubah dari satu wilayah ke wilayah lain. Berjarak hanya 120 kilometer dari Kushiro, Nemuro terletak di sebuah semenanjung di mana ketika kereta saya berhenti di pemberhentian terakhirnya, asap datang dan pergi dari kota ini.
Saya menaiki kereta menuju tempat terjauh dan titik paling timur yang bisa saya jangkau, meski secara teknis pemberhentian kedua terakhir alias stasiun Higashi-Nemuro adalah stasiun paling timur di Hokkaido. Stasiun ini sangat sederhana dan sepi, hanya diisi oleh seorang wanita di sebuah stan yang menjual koran dan camilan.
Setibanya di sini saya langsung sadar bahwa saya telah tiba di sebuah area terpencil, apalagi setelah menyadari bahwa ternyata ada lebih banyak pendanda dalam Bahasa Rusia di sini dari pada Bahasa Inggris. Saya melihat area ini menggunakan kereta dan transportasi publik, yang berarti bahwa saya harus berjalan 10 meter ke area parkir menuju pusat informasi untuk mengambil peta dan tiket naik bus lokal. Bahasa Inggris sangat terbatas di sini, namun tentu saja saya sudah siap dengan kemungkinan itu dan, jujur saja, inilah salah satu tujuan saya berkelana hingga Nemuro: untuk mencari sesuatu yang tidak biasa dan merasakan pengalaman yang benar-benar asing.
Pada akhirnya saya berhasil memaksimalkan pengalaman berwisata dalam cuaca yang berkabut ini dengan mengunjungi Taman Meiji dan berkendara sejauh 20 kilometer dengan bus kota ke arah barat daya menuju Shunkunitai, untuk mengunjungi pusat alam dan trekking di sepanjang jalurnya.
Menjelang akhir hari, saya kembali ke Stasiun Nemuro yang masih sama sepinya ketika saya tiba di sana. Malam itu cuaca mulai dingin sehingga menyenangkan sekali rasanya ketika menaiki kereta yang hangat, memasang posisi duduk yang nyaman dan bersiap-siap menikmati perjalanan penuh istirahat ke barat di sepanjang Nemuro Main Line, kembali ke kota Kushiro.