Menuju utara ke Hokkaido dan salah satu hidangan yang pasti akan anda temukan di setiap menu adalah ramen, bakmi yang di impor dari negara-negara Asia yang telah menjadi makanan pokok di Jepang. Walaupun makan malam dapat menjadi sebuah debat berjam-jam untuk memilih kaldu mana yang memiliki rasa terbaik, namun yang tidak dapat diperdebatkan adalah betapa hebatnya sebuah rasa dari semangkuk ramen panas yang dinikmati pada saat cuaca dingin di Hokkaido. Hakodate membantu memperkenalkan ramen kepada tempat-tempat makan di Jepang dan homegrown version sangat patut untuk dicari pada restaurant-restaurant yang saya sebutkan dibawah ini.
History
Walupun asal usul ramen di Jepang sedikit membingungkan, namun semua menyetujui bahwa bakmi yang sanagt lezat ini berasal dari Cina beberapa abad yang lalu. Menjadi kota pelabuhan yang memiliki perdagangan internasional, penduduk sangat antusias untuk menyambut tren kuliner yang baru. Hakodate memiliki histori terbaik untuk mangkuk "ramen" Jepang yang pertama ketika koran tahun1844 pertama kali mengiklankan sajian dari Nankin Soba (bakmi dari Nanjing) kepada pembaca lokal.
Bahan-bahan
Fitur yang paling penting dari setiap ramen adalah basisnya, dan stiap penikmat akan rela berargumen panjang tentang bahan yang digunakan untuk membuat makan malam yang paling lezat. Berbeda dengan rasa Miso dari ramen di Sapporo bagian utara, Hakodate memperkenalkan dirinya dengan shio ramen , sebuah kaldu yang memiliki rasa asin sebagai basenya bercampur dengan kaldu yang dibuat dari tulang atau iga babi (juga dikenal dengan tonkotsu). Sementara Hakata ramen di Fukuoka (sebelah selatan Jepang) lebih dikenal dengan kuah kaldu tonkotsu nya yang kaya rasa, sup nya memiliki rasa yang orisinil khas penduduk Hokkaido. Kaldu ramen Hakodate ramen biasanya memiliki warna yang lebih jernih, terutama ketika dibandingkan dengan Hakata Ramen yang milky atau memiliki kandungan susu, dan juga dikenal karena tidak mengandung banyak lemak dibandingkan dengan ramen-ramen di Sapporo dan Asahikawa. Dari semua jenis ramen di Hokkaido, Hakodate ramen adalah yang paling menyerupai dan mempertahankan keaslian dari budaya China dengan kuah kaldu yang berwarna jernih dan tidak terlalu banyak menggunakan seafood ataupun rumput laut sebagai rasa pada kaldunya.
Belakangan ini dalam setiap mangkuk ramen Hakodate telah dilengkapi dengan topping seperti irisan tipis daging babi panggang, daun bawang dan bamboo strips. Anda juga akan menemukan fish cake, dan beberapa bayam ataupun rumput laut.
Restaurants
Seiryuken
Food critics atau para penilai makanan dari Michellin Guide mengetahui dan menyadari keunikan rasa shio ramen dari Seiryuken dengan memberikan penghargaan special designation dari Bib Gourmand pada tahun 2012. Dibuka pada tahun 1951 sebagai kedai yang sangat sederhana, restaurant itu kini dipenuhi dengan antrian pengunjung diluar pintunya setiap hari. Semangkuk ramen gurih yang terkenal bisa anda dapatkan dengan harga 580 Yen, namun bersiaplah untuk datang lebih pagi, karena restaurant dikenal akan tutup sebelum waktu yang ditentukan yaitu jam 06.00 sore jika makanan telah habis terjual pada hari itu.
Ajisai
Ajisai pertama kali dibuka pada tahun 1930, di sebuah gedung mewah dekat taman Goryokaku. Walaupun mereka telah memperluas cabangnya di pusat perfektur Sapporo, penikmat lebih memilih menikmati ramen di restaurant originalnya. Daging babi yang dimasak dengan waktu yang lama (slow cooked) memberikan rasa yang lebih mendalam dan kaldu yang ringan, serta mangkuk yang digunakan untuk menyajikan ramen sama menariknya dengan makanan itu sendiri. Biaya yang harus dikeluarkan sekitar 550 Yen untuk sebuah mangkuk ramen.
Ryuho
Ketika jalur Shinkansen menuju ke Hakodate dibuka pada musim semi tahun 2016, setelah kereta berhenti, para pecinta ramen dapat berkeliling menuju Ryuho, tempat perbelanjaan yang populer hanya berjarak beberapa blok dari stasiun. Kuah kaldu disini sangat bening dan ringan, serta fish cake yang berwarna pink dan putih menambah warna bagi sup dengan rasa gurih ini.