Menatap pada makanan berwarna cokelat, berlendir, dengan tampilan yang bentol-bentol di sebuah hotel Narita. Kala itu saya sedang jet-lagged dan diperingatkan untuk tidak melakukan apa, tentu saja, saya hendak melakukannya. Saya memakannya dan seperti yang sudah diduga, rasanya mengerikan. Pertama kali saya mencoba fermentasi kacang kedelai atau "natto" yaitu pada pagi pertama saya pindah ke Jepang.
Semenjak itu, setahun telah berlalu dan ketidaksenangan saya pada makanan tradisional Jepang daerah Kanto ini secara ajaib telah berkurang. Dan tampaknya itu adalah hal yang umum dalam penyesuaian waktu sebagian ekspatriat di Jepang.
(Banyak) Orang barat (sangat) membenci natto karena itu, singkatnya, sangat mengerikan. Dan saya tidak membantahnya, tapi saya telah mengenal rasanya dan bahkan menyukainya sekarang. Memang, banyak makanan yang tidak biasa kita jumpai bisa terlihat aneh. Pada kenyataannya, makanan ini membutuhkan sedikit waktu untuk membuat kita terbiasa. Khususnya, untuk tekstur dan baunya yang jarang -- jika pernah -- dijumpai orang barat.
- Natto itu berlendir dan lengket jika dipegang, seolah-olah makanan ini memiliki gel tipis yang menyelimutinya.
- Ketika membuka bungkusnya, lendirnya menempel pada kerta lilin sehingga menciptakan kondisi tak biasa dari mikro Silly String yang lengket -- tidak terlalu seperti filamen, tidak terlalu berair tapi selalu berantakan. (Maaf untuk referensi tahun 90-annya. Sepertinya saya sedikit terbawa kenangan masa lalu hari ini.)
- Aromanya seperti seseorang mencampurkan kaos kaki lama dan jamur yang berkapang.
- Sering juga, makanan ini perlu dicampur dengan saos dan mustard kuning untuk membuatnya cukup enak untuk dimakan, atau makanan ini perlu didampingi dengan makanan lain seperti nasi atau telur.
Jadi, kenapa memakannya?
-
Sehat
Natto adalah kacang dan itu membuatnya memiliki banyak protein dan karbohidrat. Selain itu juga terdapat probiotik.
-
Mengenyangkan
Saya dapat mengerti kenapa banyak orang memakannya ketika sarapan... Dengan memakannya saya mendapatkan banyak energi untuk menjalani hari saya.
-
Murah
Harga tiga bungkus natto yang berukuran kecil adalah 78 yen. (Biasanya mereka terdiri dari natto yang berada dalam wadah styrofoam, saos natto dan mustard kuning yang ditumpuk menjadi satu. Jika Anda memakan satu untuk sarapan setiap harinya, berarti itu 26 yen untuk setiap kali makan. Jika Jepang adalah sesuatu, maka itu adalah cerdas.
-
Mudah didapat
Umumnya Anda dapat membeli natto di toko serba ada.
Lalu apa kesimpulannya di sini?
Poin-poin di atas, untuk saya, mengalahkan keanehan (yang perasa lidah saya rasakan) dari natto dan membantu saya membiasakan diri dengan rasanya. Tapi, dengan begitu bukan berarti semua orang menyukai natto. (Ingat: Segalanya itu tak sama).
Menurut sebuah artikel yang ada di Surat Kabar Japan Times, "Orang-orang di daerah barat dan selatan Jepang cenderung tidak menyukai natto. Akan tetapi, orang-orang daerah timur dan utara biasanya menyukainya." Tampaknya itu merupakan sesuatu yang disukai atau tidak sama sekali.
Meskipun begitu, saya pernah bertemu banyak orang Jepang bagian timur tidak menyukai makanan yang memiliki rasa tajam. Sebagai tambahan, dengan menggunakan fasilitas Pertanyaan dari yang ada di JapanTravel.com (fasilitas yang berguna sekaligus juga menarik!), saya bertanya tentang tanggapan orang-orang apakah mereka menyukai makanan fermentasi atau tidak. Mereka yang menyukainya rata-rata karena faktor kesehatan. Jika hal-hal ini belum menginspirasi Anda untuk mencoba natto, mungkin menu-menu natto ini bisa membuat Anda mau mencoba. Beranilah mencobanya.
6 cara wisatawan di Jepang memakan natto
- Di atas roti panggang dengan keju.
- Ditaruh di atas nasi
- Dengan kecap asin
- Omelet natto
- Dengan keju
- Atasnya diberi alpukat dan potongan-potongan tipis nori kering (kertas rumput laut)