Mogu Mogu! Bunyi Jajanan Jepang

Perjalanan merdu sejarah makanan penutup Jepang

Kehidupan manusia yang hanya sekali tidak cukup untuk bisa mencoba berbagai kudapan manisan Jepang mulai dari wagashi tradisional, pastri dan cokelat dari pembuat kudapan Perancis terkenal, hingga kreasi jajanan manis yang memadukan gaya Timur dan Barat.

Dalam Bahasa Jepang terdapat banyak onomatopoeia (kata-kata yang bunyinya seperti artinya). Contohnya seperti charin charin (bunyi bel sepeda), potsu potsu (hujan rintik-rintik), atau kuru kuru (ban berjalan sushi). Bergabunglah dalam tur makanan penutup Jepang paling lezat yang menggunakan panca indra manusia ini!

Mogu-mogu (banyak mengunyah) - Mochi

Kudapan manis yang pertama adalah buah-buahan dan kacang-kacangan kering. Bakpau dan pangsit datang dari China pada abad ke-8. Orang Jepang mulai membuat mochi yang lentur seperti karet dari nasi yang dipukul-pukul. Sekarang ini mochi sering dicelupkan ke dalam kecap asin atau diisi dengan kacang-kacangan, buah, krim, atau es krim.

Mochi yang diisi dengan stroberi segar dan pasta kacang merah
Mochi yang diisi dengan stroberi segar dan pasta kacang merah (Foto: )

Anak-anak diberitahu kalau di bulan ada seekor kelinci yang menumbuk mochi dengan palu. Para selebriti sering melempar mochi dengan keras di TV. Selain itu, bila seseorang membangun rumah baru, orang tersebut akan membagikan mochi kepada tetangga sekitar rumahnya. Sayangnya, setiap Tahun Baru ada sekitar sepuluh orang lanjut usia yang meninggal karena tersedak makanan ini.

Warabi mochi (dari tepung akar tanaman pakis) berbentuk kubus kecil serta memiliki tekstur yang lebih lunak dan membal, di atasnya diberi sirup gula merah kuromitsu dan bubuk kedelai panggang kinako.

Tsubu tsubu (potongan-potongan, irisan-irisan kecil) - Parfait Matcha

Sejak abad ke-16, wagashi berkembang seiring dengan berkembangnya budaya upacara minum teh. Makanan ini adalah karya seni mini yang sangat cantik, namun orang Barat mungkin tidak begitu suka saat pertama kali mencobanya. Tapi saya yakin lama-kelamaan rasanya akan membuat mereka semakin ketagihan. Contohnya seperti yokan - jeli rumput laut berbentuk kotak dengan kacang merah, ubi, atau kacang kastanye.

Kudapan manis teh hijau matcha yang lebih modern menarik banyak orang untuk mencicipinya seperti yang ada di kafe-kafe, salah satunya seperti di Saryo Tsujiri, Kyoto. Parfait memiliki rasa yang umumnya tidak terlalu manis, namun penuh dengan berbagai isian bertekstur seperti bola-bola mochi, berry, dan es krim matcha, krim kocok, serta kue bolu.

Makanan Jepang umumnya tidak semanis makanan Barat. Orang Eropa mengimpor gula tebu ke negara mereka di abad ke-16 dan saat itu di Jepang gula adalah sebuah bahan mahal yang langka. Sampai pada abad ke-17 orang Jepang mulai menanam tebu dan mengolahnya, namun sebelum pertengahan abad ke-19 masih belum banyak orang yang menggunakan gula.

Fuwa fuwa (lembut, empuk) - Kue Gaya Barat

Orang Baratlah yang memperkenalkan pada orang Jepang pembuatan kue dengan tepung, mentega, dan gula. Bangsa Portugis membawa kasutera (kue castella) pada abad ke-16 di Nagasaki. Cobalah kue bolu yang teksturnya tidak kering ini di Bunmeido, sebuah toko waralaba dari Nagasaki.

 Kue Castella Bunmeido, Ginza, Tokyo
Kue Castella Bunmeido, Ginza, Tokyo (Foto: )

Jepang tidak memiliki banyak tradisi membuat kue. Banyak orang yang tidak punya oven di rumahnya dan mereka biasanya lebih memilih membeli kue dan pastri di toko kue. Strawberry shortcake - kue bolu, krim, dan stroberi segar - menjadi tradisi saat Natal (dimakan setelah menyantap Kentucky Fried Chicken).

Zaku zaku (renyah) - Biskuit Berbentuk Merpati Sable

Oleh-oleh terkenal dari Kamakura, Hato Sabure, juga dijual di kota-kota tetangganya seperti Tokyo dan Yokohama. Dibuat pada tahun 1912, tiap biskuit mentega (butter cookies) dibuat dengan tangan sehingga menghasilkan biskuit-biskuit yang rasa dan teksturnya juara.

Di tahun 1853, Amerika membuat Jepang keluar dari sekitar 200 tahun isolasi mereka dan membuat pengaruh dunia Barat masuk. Kue dan roti akhirnya bisa masuk ke Jepang. Pasca Perang Dunia II memporak-porandakan Jepang, orang Jepang tidak bisa menanam cukup padi untuk seluruh penduduk, sehingga mereka menerima bantuan roti dan tepung dari Amerika Serikat. Pada 2011, pengeluaran yang dilakukan oleh orang Jepang untuk roti melebihi pengeluaran mereka untuk beras.

Sube sube (lembut) – Makanan Penutup Berbahan Susu

Makanan berbahan dasar susu adalah makanan berkonsep Barat lainnya yang awalnya kurang begitu disukai. Sekarang ini, penggemar jenis bahan makanan ini mengoleskan banyak sekali krim di atas panekuk. Antrean untuk membeli kue keju di toko Pablo dari Osaka -- pilihan yang ada mulai dari setengah matang (rare) dan kenyal atau cukup matang (medium) dan padat -- dan Rikuro Ojisan sangatlah panjang.

Toraya, yang didirikan pada awal tahun 1500-an di Kyoto, menyuguhkan kudapan manis di Istana Kekaisaran. Sayangnya, penjualan wagashi klasik mengalami penurunan. Kafe Toraya di Omotesando Hills, Tokyo, menawarkan makanan penutup gaya baru seperti puding dengan kuzu (tepung akar-akaran), saus karamel, dan ditengah-tengahnya diberi selai jeruk.

Puding dengan saus karamel, Toraya, Tokyo
Puding dengan saus karamel, Toraya, Tokyo (Foto: )

Toko es krim pertama Jepang buka di Yokohama pada tahun 1865. Soft serve di Jepang, yang disebut "softcream", hadir dalam rasa-rasa yang aneh, bahkan bagi orang Jepang sekalipun. Cumi-cumi, bayam, landak laut, sup jagung, wasabi, bayi-bayi ikan, rumput laut, dan masih banyak lainnya.

Jangan melewatkan Cremia - kaya akan krim kocok Hokkaido dan susu tinggi lemak. Vanila adalah satu-satunya pilihan yang tersedia, tapi rasanya sangat enak.

Toro toro (lumer di mulut) - Cokelat

Banyak yang bilang kalau pelaut Belanda-lah yang memperkenalkan cokelat ratusan tahun lalu di Jepang, tapi cokelat baru benar-benar berhasil masuk ke Jepang setelah Perang Dunia II, tepatnya selama pendudukan Amerika Serikat. Tentara Amerika memberikannya pada anak-anak. Toko-toko cokelat yang menjual cokelat berkualitas tinggi mulai menjamur di awal tahun 2000-an.

KitKat tiba pada tahun 1973 sebagai makanan yang diimpikan banyak orang, sebab terdengar seperti "Kitto katsuto" ("pasti menang"). Cokelat merek ini menjadi seperti jimat, terutama bagi para siswa yang akan menempuh ujian. Ratusan rasa cokelat yang mereka tawarkan di antaranya seperti nanas, kecap ain, sake, minuman olahraga, yogurt lidah buaya, bir jahe, dan cuka apel.

KitKat Premium Chocolatory menawarkan perpaduan rasa yang lebih kaya seperti mentega Hokkaido atau matcha Uji dengan bunga sakura.

Krim Hokkaido menjadi bintang lagi di cokelat segar Royce nama. Keripik kentang Royce dari Calbee mengkombinasikan rasa manis/asin.

Orang paruh baya Jepang mungkin tiba-tiba akan teringat pada mobil van ubi bakar yang diiringi oleh teriakan penjualnya, "Yaki-imo, yaki-imo!", tapi sebagian penikmat kudapan manis zaman sekarang menginginkan lebih dari sebuah umbi bakar.

Jepang adalah negara yang terobsesi dengan makanan. Anda akan selalu merasa doki doki (berdebar-debar) dan waku waku (sangat bersemangat) saat menemukan beragam suguhan yang tidak ada habisnya. Ini benar-benar tempat terbaik untuk gaba gaba (terus makan dengan penuh semangat)!

Sumber:

Richie, D., A Taste of Japan, Kodansha International Ltd, 1990 Sosnoski, D., An Introduction to Japanese Culture, Tuttle Publishing, 1996 Sakamoto, Y., Food, Sake, Tokyo, The Little Bookroom, 2010 Confectionary, Begin Japanology, (documentary), NHK (Japan Broadcasting Corporation), 2012 Mochi Rice Cake, Begin Japanology, (documentary), NHK (Japan Broadcasting Corporation), 2013 Wagashi, Japanology Plus, (documentary), NHK (Japan Broadcasting Corporation), 2014

0
1
Apakah artikel ini bermanfaat?
Help us improve the site
Give Feedback

Gabung diskusi

Vicky Amin 4 tahun yang lalu
Bunyi-bunyian orang Jepang memang menarik untuk dipelajari, apalagi kalau soal makanan :D

Thank you for your support!

Your feedback has been sent.