Begitu ada kesempatan ke Tokyo, saya langsung berencana ke Pasar Ikan Tsukiji demi melihat pelelangan tuna yang sangat terkenal di sana. Masalahnya, walaupun gratis, pelelangannya baru dibuka sekitar jam 5 subuh, sementara kereta pertama dari semua stasiun tidak ada yang beroperasi sebelum jam 5 pagi, alhasil saya pun memutuskan untuk bermalam di sekitar pasar.
Keputusan untuk menghabiskan sisa malam di sekitar Pasar Ikan Tsukiji diambil karena selain tidak ada kereta yang beroperasi kurang dari jam 5, juga karena ingin menghemat pengeluaran pada hari terakhir saya di Tokyo. Kalau menyewa penginapan lalu harus pergi menggunakan taksi pagi-pagi buta, sayang uangnya. Selain itu, saya khawatir akan malas bangun kalau sudah tidur beralaskan sesuatu yang empuk.
Untuk menjalankan misi tersebut saya harus mengetahui cara termurah sampai ke Tsukiji, dan kapan kereta terakhir tiba di Stasiun Tsukiji. Saat itu saya sedang berada di daerah Shibuya. Dari sini harga tiket termurah adalah 200 Yen dengan menggunakan Metro dan harus transit Stasiun Ginza. Baru sekitar jam 11:37 malam saya tiba di Stasiun Tsukiji.
Berdasarkan informasi dari seorang teman yang baru saja dari sana beberapa bulan yang lalu, saya bisa menunggu sampai pasar dibuka di sebuah restoran keluarga yang ada di dekat Pasar Tsukiji. Benar saja, ketika saya berjalan ke arah pasar, saya melihat sebuah restoran yang lampunya masih menyala, namanya Jonathans yang menyediakan berbagai menu untuk bisa disantap bersama teman dan keluarga. Lokasinya persis di persimpangan jalan.
Sambil menunggu, saya hanya memesan makanan pencuci mulut dan minuman. Saat itu ada saya dan dua meja lannya yang berisi pelanggan. Mereka mungkin juga sedang menunggu pagi karena saya melihat ada yang sedang tertidur dan dibiarkan saja oleh pelayannya.
Sekita pukul 4 pagi, saya pun beranjak dan membayar makanan yang sudah saya habiskan. Dibantu Google Maps dan sedikit bertanya kepada bapak-bapak yang sedang bersiap membuka tokonya, saya pun menemukan lokasi yang dituju. Karena suasananya masih gelap dan sedikit hujan, saya kurang memperhatikan keadaan sekitar, tapi sempat membaca tulisan Tokyo Metropolitan Central Wholesale Market di dinding bangunan yang gerbangnya saya masuki. Rupanya pasar ini juga dikenal dengan nama tersebut. Begitu melewati gerbang, JapanTraveler harus masuk ke sebuah ruangan yang sudah ada petugasnya. Mereka akan meminjamkan rompi kalau kita termasuk 120 orang pengunjung hari itu. Warna rompi 60 orang pertama berbeda dengan 60 orang lainnya. Melihat sudah banyak orang yang menunggu, saya jadi penasaran, dari jam berapa mereka datang?
Tepat jam 5:25 ada petugas yang mempersilahkan 60 orang pertama termasuk saya melewati pintu yang dari tadi tertutup. Saya pikir akan langsung melihat proses pelelangan, ternyata adanya di dalam bangunan lain. Kami masih harus berjalan melewati beberapa pekerja, mobil-mobil pengangkut, dan tumpukan stereofoam yang berserakan di jalan. Begitu melewati sebuah pintu yang langsung memperlihatkan proses pelelangan tuna, semua pengunjung langsung menyebar di area khusus pengunjung dan berusaha mencari posisi untuk mengabadikan momen menarik ini.
Begitu selesai, ada petugas yang kembali menunjukkan jalan keluar menuju gedung tempat menunggu tadi. Jangan lupa mengembalikan rompi kepada petugas yang sudah menunggu di luar gedung.