Saya diperkenalkan dengan "onsen" di Nagano, dan saya pikir hal tersebut merupakan salah satu elemen penting dalam budaya Jepang. Saat merencanakan keberangkatan ke Jepang, pertama-tama saya mencari tempat untuk rileksasi setelah pekerjaan berat dan melelahkan yang saya lakukan. Pilihan terbaik adalah sebuah tempat tenang yang dikelilingi alam. Tempat tersebut juga harus memiliki beberapa fasilitas hiburan juga, jadi pilihan saya jatuh kepada Onsen Yudanaka Shibu.
Onsen Shibu merupakan kota kawasan onsen bersejarah yang selalu menjaga atmosfer tradisionalnya. Tempat ini berlokasi di lembah kecil antara pegunungan dan membentang di lereng landai sisi Sungai Yokoyugawa. Sepanjang sejarahnya, berbagai kalangan seperti biksuni, samurai, dan penyair telah datang ke tempat ini untuk mencoba onsennya. Beberapa ryokan di jalanan sempit Shibu berumur lebih dari 400 tahun. Tamu-tamu ryokan biasanya berjalan-jalan mengelilingi kota dengan baju yukata dan sandal geta tradisional dari onsen.
Terdapat 2 alasan saya pergi ke Onsen Yudanaka Shibu. Satu, saya ingin menghabiskan waktu di tempat tenang bernuansa tradisional dan berendam di onsen. Saya menginap di ryokan yang sangat indah dan sangat memanjakan diri saya. Udara di pegunungan sangat menyegarkan, membuat saya sering berjalan-jalan. Saya bertemu dengan beberapa orang dan sepertinya onsen akan lebih populer ketika musim dingin tiba.
Alasan kedua saya pergi ke Yudanaka, saya ingin mengunjungi Jigokudani Yaen Koen (Snow Monkey Park). Anda dapat membaca pengalaman saya di sini.
Bermalam di Yudanaka, saya juga mengunjungi kota kecil bernama Obuse yang berjarak tidak terlalu jauh, dimana saya bisa menikmati kebun bunga. Anda dapat melihat foto-foto kebun tersebut di sini. Di Obuse, terdapat juga museum dari seniman terkenal Jepang, Hokusai Katsushika.
Untuk benar-benar menikmati Onsen Yudanaka Shibu, saya merekomendasikan untuk menginap disini selama 3-4 hari.