Ketika seorang penerjemah mengubah suatu bahasa ke bahasa lainnya, sebenarnya itu tidak semudah mengganti satu kata ke kata lain dengan makna yang sama - alih-alih demikian, mereka secara artistik menciptakan suatu pemikiran baru ke dalam otak si pembaca dalam bahasa kedua, agar dapat menggambarkan secara benar apa yang sang penulis coba utarakan dalam bahasa aslinya. Apa yang bekerja dalam kata-kata ini, sebenarnya terjadi juga dalam dunia arsitektur. Bagaimana jika seseorang ingin menerjemahkan sebuah rumah samurai ke dalam dunia modern?
Salah satu caranya adalah dengan mencari sisa-sisa struktur sejarah dan membangung kembali dengan material kontemporer dan alat-alat modern yang secara harmonis dapat mempertahankan aura abad ke-17. Kayu dan batu adalah material utama pada era itu, yang merupakan inti dari masa bangunan. Sekarang, kita dapat menyempurnakannya dengan pencahayaan listrik. Pertahankan karpet-karpet tatami dan lantai kayu, juga kain alami dari alas-alas tidur, sofa, dan pintu kertas geser. Bahkan, pertahankan juga bak mandi yang terbuat dari pohon pinus serta dapur tradisionalnya, dengan mengganti pipa saluran air, penghangat dan pendingin ruangan yang hemat energi, pemanas air, toilet teknologi tinggi, serta peralatan dapur yang lebih modern. Bekerja dengan semangat kehidupan kelas atas pada masa lalu, Anda bisa menyewa seniman lokal untuk membuat meja-meja kayu yang kokoh serta perabotan lainnya, mengisi dapur dengan peralatan masak dan keramik yang cantik, serta mendekorasi interior untuk menghadirkan kesan Jepang yang kental dan tepat. Anda bahkan dapat membangun rumah impian ini di dekat kastil di antara bangunan-bangunan bersejarah lainnya, seperti yang dilakukan oleh sebuah rumah bernama Ohya, dan tetangganya Katsume.
Di kaki sebuah desa kecil bernama Obi, terdapat sebuah barisan jalan berisi perumahan dari pelayan-pelayan setia para tuan tanah, yang penempatannya disusun berdasarkan peringkat dan hak istimewa. Sangat umum ditemukan di kota-kota kastil, bertempat di sepanjang jalan-jalan dengan saluran air penuh ikan-ikan mas, dan dengan rumah-rumah yang bersembunyi di balik tembok-tembok batu dan pagar bunga tradisional seperti azalea dan kamelia.
Menyeberangi arus berisi ikan-ikan dan melintasi tirai ke dalam nagaya-mon alias gerbang rumah yang sudah tua, maka Anda akan menjumpai rumah samurai dari Zaman Edo. Inilah Ohya, di mana Anda dapat menginap satu hari atau lebih untuk menikmati sejarah nan mewah.
Ohya berdiri dengan ubin kayu tradisional bertingkat, dengan mempertahankan perapian tungku tradisional untuk atmosfer yang lebih kental. Ada nuansa keterbukaan yang tidak biasa di sini, di sebuah rumah Jepang, dengan langit-langit tinggi dan tembok berjendela yang menghadap ke taman dan pekarangan luas di luar. Ruang tradisional Jepang dengan meja kayu rendah menampilkan karpet tatami indah berwarna gelap yang langka, yang berpadu sempurna dengan lantai kayunya yang berwarna coklat gelap. Rumah ini dapat menampung enam orang dalam masing-masing ranjang mirip futon, atau futon tradisional yang sesungguhnya.
Dengan sentuhan asli, perusahaan yang mengembangkan bangunan ini, Kiraku, tidak hanya mengembalikan bentuk bangunan dengan cantik dan membuatnya dapat diakses oleh tamu, tetapi juga menyediakan pengalaman bagi siapapun yang mencintai seni kerajinan dengan nama-nama seniman yang pandai dalam menciptakan apapun mulai dari cangkir kopi hingga meja makan dan kotak tisu. Semua kerajinan ini dibuat secara lokal, dan Anda bahkan dapat mengunjungi toko yang menjual barang-barang sejenis.
Inilah bentuk sesungguhnya dari apa yang dapat Anda rasakan pada abad ke-17, dengan sentuhan modern ala abad 21. Ohya dapat dijadikan tempat singgah yang sempurna bagi Anda yang ingin menjelajahi kota kastil di daerah pedesaan Miyazaki yang kaya, serta jalur pesisir Pasifik yang dramatis.