Biksu, Pengembara, dan Orang Mati

Kuil Toko-ji di Sendai, untuk para pencinta sejarah

Toukou-ji (東光寺) adalah sebuah kuil yang berlokasi di kota satelit Iwakiri di Kota Sendai, Prefektur Miyagi. Bertempat di sepanjang Sungai Nanakita yang mengalir dengan tenang, kuil kecil ini tampak sederhana dan seperti tidak memiliki sesuatu yang spesial. Tidak banyak yang bisa dilihat, dan kuil ini pun sulit untuk dikunjungi apabila tidak berkendara dengan mobil. Apalagi karena di sini terdapat banyak sekali pemakaman yang pada siang hari sekalipun, terasa cukup menyeramkan. Tempat ini lebih cocok untuk para pencinta sejarah—seperti saya. Semua bermula ketika saya melihat sebuah pameran di Museum Kota Sendai (Sendai City Museum) yang menyinggung soal kuil ini, sehingga saya pun tertarik untuk mampir.

Sejarah Kuil Toukou-ji berawal pada abad ke-9. Ini menjadi penting karena sebagian besar orang menganggap Sendai baru berusia 400 tahun, dan baru lahir ketika tuan feodal Date Masamune mengembangkan kota ini menjadi kota kastil dan metropolis yang berkembang. Kuil ini sendiri, menurut legenda, dibangun oleh biksu sekte Tendai ternama, Ennin (Jikaku Daishi). Lelaki hebat ini mengabdikan seluruh hidupnya untuk mempelajari, menyebar, dan mengembangkan Budha di Jepang. Perjalanannya membawa dirinya untuk belajar di Gunung Hiei dekat Kyoto hingga ke Cina, lalu ke seluruh penjuru Jepang.

Yang menjadi sorotan dalam kuil ini adalah pahatan dinding batu dari patung-patung Budha yang ada di dalam gua. Patung-patung dan pahatan-pahatan ini dipercaya telah diciptakan semasa periode Kamakura dan Nanboku (kira-kira sekitar tahun 1300an). Secara spesifik, atraksi utama ini menggambarkan Amida Nyorai dan Yakushi Nyorai. Ada sekitar 120 artefak tersebar di kawasan kuil atau yang dilindungi oleh berbagai organisasi, meski sebagian besar telah lapuk dan tidak begitu menarik untuk dilihat.

Anda dapat merasakan sensasi kekuatan dan energi spiritual ketika melihat sendiri pahatan berusia tujuh abad yang semakin menua ini. Itu saja sudah membuat perjalanan ini berkesan bagi saya. Untuk melihat patung-patung utama (ada dalam gambar), masuki kuil dan ikuti jalur mobil beraspal di sisi kiri Anda. Jalan ke atas selama beberapa menit, dan patung-patung itu akan muncul di sebelah kiri. Tadinya saya tidak yakin akan menemukan patung-patung ini, dan mulai berjalan tanpa arah di sekitar area pemakaman dekat kuil dan bukit.

Sekitar tahun 1690, seorang penyair haiku legendaris bernama Matsuo Basho melakukan perjalanan epik berikut: "Jalur Sempit Menuju Pedalaman Utara (The Narrow Road to the Deep North)". Kuil ini merupakan salah satu yang ia kunjungi dalam perjalanan itu.

Sekali lagi, kuil ini benar-benar hanya untuk pencinta sejarah. Kalau Anda ingin melihat kuil yang dibangun Ennin dengan bentuk yang lebih memukau, yang pernah dikunjungi juga oleh Matsuo Basho, dan memiliki artefak Budha, lewatkan kunjungan ke kuil ini dan langsung saja ke kuil pegunungan Yamadera yang lebih terkenal. Jaraknya hanya satu jam dengan kereta dari Sendai.

0
0
Apakah artikel ini bermanfaat?
Help us improve the site
Beri masukan

Tinggalkan komentar

Thank you for your support!

Your feedback has been sent.