“Jatuh cinta itu mudah. Orang bodoh jatuh cinta setiap saat. Menjaga cinta adalah ujian dan hadiah yang Anda berikan kepada orang lain setiap hari...” Apakah James A. Murphy berkata jujur atau berbohong mengenai proses cinta, Saya tidak mengetahuinya. Yang Saya tahu adalah terdapat banyak orang di luar sana yang jatuh cinta atau sedang mencari cinta.
Hanya sebatas itulah yang Saya ketahui saat memasuki kuil Jinshu Kyoto. Berlokasi di belakang Kiyomizu-dera (Kuil Budha yang merupakan bagian monumen bersejarah kuno Kyoto situs warisan budaya UNESCO) yang telah direnovasi, Kuil Jishu dinobatkan sebagai “Dewa Asmara Jepang”.
Sejak 1300 tahun lalu, banyak orang Jepang menaruh harapan pada dewa cinta dan perjodohan yang dipercaya bersemayam di Kuil Jishu. Setelah perang dunia ke-2, ‘Dewa Asmara Jepang' ini meningkat popularitasnya dan telah dikunjungi pengunjung penuh harapan tanpa henti dari seluruh dunia.
Sebelum Anda berpikir bahwa ini adalah sebuah kuil yang didedikasikan hanya untuk hati kesepian, pikirkan lagi.
Dalam kuilnya, Jishu menjadi rumah dari berbagai dewa yang mungkin disembah seseorang untuk “permintaan” berbeda. Apakah berdoa untuk cinta baru, hubungan jangka panjang atau bahkan untuk menghalangi usaha pesaing cinta, akan ada dewa yang mampu memenuhi keinginan cinta Anda.
Dewa utama, Okuninushi no Mikoto, dikenal sebagai dewa pemurah yang mendukung cinta tiada henti, kebajikan, dan kebahagiaan. Digambarkan dalam salah satu cerita kuno Jepang, Kojiki, dimana Okuninushi no Mikoto menyembuhkan kelinci pendusta yang kulitnya terkelupas. Ketika seseorang menaiki tangga menuju bangunan utama, jangan lupa melihat patung Okuninushi no Mikoto dan kelinci yang telah ditolongnya mendapatkan kesempatan baru.
Penuh dengan kelompok pasangan dan wanita muda bersemangat, Saya paling terkesima melihat semua orang berdoa dengan segala ketulusan hati di depan dewa pilihan mereka. Terdapat banyak orang yang bertekad untuk mencari dan mempertahankan hubungan cinta.
Di depan Saya, seorang wanita cecikikan dengan gugup ketika mencoba berjalan dengan menutup mata di antara dua batu yang terlihat biasa. Seorang pria berjalan disampingnya dan memberikan arahan, sehingga wanita tersebut dapat mencapai ujung lainnya dengan sukses.
Penampilan bisa menipu. Arti penting dari dua batu yang terlihat biasa tersebut justru luar biasa. Mewakili harapan dari kedua orang yang mencari cinta sejati, batu peramal cinta yang berjauhan 10 meter jaraknya menjadi cobaan kecil bagi para jomblo.
Apabila dapat berjalan dengan selamat dari satu batu ke batu lainnya dengan mata tertutup, maka harapan cinta Anda akan terkabul. Entah bagaimana, ide bahwa “cinta itu buta” muncul dalam benak. Adapun pria yang tadi Saya lihat membantu wanita (yang pada akhirnya berhasil menyelesaikan tantangan), mempunyai arti bahwa wanita tersebut akan menemukan cinta sejati tetapi membutuhkan bantuan untuk mendapatkannya.
Kegiatan penuh kesibukan, semangat tinggi, dan rasa kuat kebudayaan sangat nyata dalam kuil kecil tapi lebih-besar-dari-hidup ini. Terpesona dengan orang-orang di sekeliling, Saya berdoa diam-diam agar semua harapan mereka dapat menjadi kenyataan.
Apabila kuatir doa akan hilang di tengah pengunjung yang datang tiada henti, pertimbangkan membeli jimat keberuntungan yang dapat dibawa kemanapun Anda pergi. Disamping jimat keberuntungan yang berhubungan dengan cinta dan pernikahan, terdapat juga jimat untuk memperlancar kelahiran, kesehatan baik, dan bahkan akademik!
Saat berjalan keluar, perhatikan papan pengumuman nama di depan kuil. Nama-nama ini milik pasangan bersyukur yang kembali ke kuil untuk menunjukkan rasa terima kasih setelah mereka menikah. Anda juga dapat menemukan nama orang asing pada papan ini.