Festival Tarian Singa, Shishi Gaeshi, adalah satu dari festival Musim Gugur yang diadakan di Kota Echizen. Festival ini berawal pada abad ke-16, ketika petani setempat diganggu oleh babi hutan yang masuk ke desa dan memakan hasil panen. Menurut legenda, para petani meminta bantuan seorang samurai untuk membunuh babi-babi tersebut, dan dia menggunakan kepala singa terbuat dari kayu untuk mengusirnya. Sejak saat itu, tarian singa ditampilkam di desa tersebut. Beberapa tahun terakhir ini, seekor singa (Shishi) dan pembawanya akan mengunjungi rumah yang baru dibangun di sebuah desa, menari secara agresif di sana untuk mengusir roh jahat. Walaupun demikian, ada beberapa pemilik rumah yang tidak menyukai hal tersebut. Oleh karena itu mereka membuat panggung kecil di pekarangan mereka. Tetap saja mereka akan menari secara liar. Tidak ada yang bisa mengusirnya.
Festival Tarian Singa di Echizan
Tarian singa di sebuah desa di Fukui
Oleh Takako Sakamoto
Community writer
Translated by Relinda Puspita
Community writer
Kepala singa diputar bolak-balik, melambangkan tarian Shishi Gaeshi (perkelahian singa) (Foto: )
Lentera yang menyala ketika gelap (Foto: )
Pembawa singa yang siap mengamuk di dalam rumah yang baru dibangun (Foto: )
Pembawa singa berkeliling desa pada tengah malam (Foto: )
Pertunjukan tarian singa di panggung kecil yang dipasang di pekarangan rumah yang baru dibangun (Foto: )
Kepala singa yang terbalik mungkin diartikan sebagai singa yang terbunuh (Foto: )
Seekor singa yang menari di pekarangan orang lain (Foto: )
Kaki berotot para pembawa singa yang mengenakan cawat tradisional (Foto: )
Gerakan agresif para pembawa singa yang tertangkap kamera (Foto: )
Singa dan para pembawanya yang sedang sibuk di dalam rumah untuk mengusir roh jahat (Foto: )
Para penabuh drum menikmati suasana di taman (Foto: )
Tampang gagah para penabuh drum (Foto: )
Para pembawa singa yang berbaris dalam nuansa hitam putih (Foto: )
Singa dan para pembawanya yang keluar dari rumah (Foto: )
Lentera kertas di sepanjang jalan. Kanji hoto, berarti cahaya untuk dewa (Foto: )
Barisan singa dalam gambar hitam putih (Foto: )
Pembawa singa berpawai di jalan, dan festival berakhir hingga pukul 1 dini hari (Foto: )
Tinggalkan komentar
0 total komentar
Pesan perjalanan
Find a nearby hotel
Explore some of the best nearby hotels and deals for the perfect place to stay in Japan.
Artikel Teratas
-
1Joe Okada, Sang Samurai Terakhir
Kyoto -
2Yuk, Berkunjung ke Cafe Rosso
Shimane -
3Rumah Tua, Hakodate
Hokkaido -
4Restoran Bandara Naha
Okinawa -
5Area Tokyo yang Tak Pernah Terbayangkan
Tokyo -
6Panduan Wisata ke Jepang
Tokyo -
7Starbucks Dazaifu oleh Kengo Kuma
Fukuoka -
810 Aktivitas Paling Menarik di Saga
Saga -
9O-sechi Jepang
Kuliner -
10Bandara Haneda Dan Narita
Rencana
-
1Kembang Api Yodogawa
Osaka -
2Panduan Bea Cukai Jepang
Rencana -
3Festival Persahabatan Indonesia-Jepang
Tokyo -
4Patung Hachiko di Shibuya
Tokyo -
5Panduan Membawa Obat ke Jepang
Rencana -
6Panduan Iklim dan Cuaca Jepang
Rencana -
7Festival Cahaya Nabana no Sato
Mie -
810 Tempat Menarik di Ibaraki
Ibaraki -
9Nomor Telepon Darurat di Jepang
Rencana -
10Saga International Ballon Fiesta
Saga