Yasaka-ji berada di bukit sebelah selatan Matsuyama. Jalan panjang dan lurus mengarah pada rumah peternakan masa lalu, dan dari kejauhan kuil tampak ceria penuh warna-warni. Atapnya merupakan campuran antara tembaga hijau dan ubin gelap tinggi di tengah tanaman hijau subur, dan daerah sekitar kuil penuh dengan barisan bendera warna merah cerah. Jembatan di atas parit kering saat masuk ke dalam kuil memiliki atap warna cerah yang menegaskan kesan ceria.
Akan tetapi terus berjalan masuk dan melewati kuil, Saya melangkah ke arah kanan mengharapkan untuk mendapatkan pemandangan Matsuyama. Pemandangannya memang ada, akan tetapi di sana juga terdapat kuburan yang terlihat menonjol keluar dalam tiga dimensi. Hal ini mengurangi kesan ceria yang ada. Saya teringat dengan kuburan Pere Lachaise di Paris, walaupun kesamaanya sangat kecil. Di tengah bentangan kuburan terdapat bangunan modern yang didisain dengan patung-patung Budha mengelilinginya. Saya masuk kedalamnya, mengharapkan menemukan kuil, hanya untuk menyadari terdapat banyak laci untuk menyimpan abu jenazah-tempat penyewaan kuburan murah. Satu keluarga Jepang datang ke sana untuk melihat tempat, dan dengan cepat terlihat bahwa kakek tua yang datang bersama mereka sedang memilih laci. “Oh, bagian ini mendapatkan cukup banyak matahari! Bagaimana kalau di sini? Apakah kita dapat memesan yang ini?”, kata menantu perempuan dengan ceria. “Mmm, mmm”, jawab penghuni masa depan dari apartemen kecil tersebut. Ternyata memang seperti Pere Lachaise juga.
Bukan merupakan hal yang biasa bagi sebuah kuil ziarah dimana aula utama Yasaka-ji terbuat dari semen. Hal itu menciptakan kontras yang agak mencolok dengan kayu pedesaan Daishi-do dan kuil Shinto berdiri di kedua sisinya. Apabila melangkah ke sebelah kiri aula utama, Anda akan menemukan pintu kayu. Dibelakangnya, terdapat lantai dasar kuil yang dingin dan gelap dengan patung kecil keramik Amida Budha yang dibeli oleh para pengikut dari seluruh dunia, masing-masing dengan nama pengikut terekat di patung. Bentuk lain yang tidak biasa dari kuil ini adalah adanya dua terowongan kecil yang melambangkan surga dan negara agama Budha. Sebenarnya, mereka lebih mengingatkan Saya pada pemberhentian bus, akan tetapi tempat pemberhentian bus neraka memiliki sesuatu yang aneh tertulis didalamnya. Ditambah tempat itu diaspal dengan batu tajam. Saya tidak ingin naik bis dari tempat pemberhentian di sana.
Yasaka-ji dekat dengan Joruru-ji dan berjalan diantara kedua kuil, pemandangannya sangat indah.