Ber-WWOOF di Jepang

Sebuah cara menarik untuk berkunjung ke Jepang

Beberapa tahun lalu, saya melihat sebuah program tentang "slow life" dan orang-orang di berbagai belahan Jepang yang lebih memilih bertani daripada hidup di kota. Hal tersebut memacu keinginan saya untuk mencari tahu lebih dalam tentang pertanian organik dan kemungkinan bergabung dengan WWOOF, yang merupakan singkatan dari "World Wide Opportunities on Organic Farms" atau juga "Willing Workers on Organic Farms" dan ada juga situs lainnya yang khusus diperuntukkan bagi para tuan rumah untuk WWOOF.

Saya sangat berminat dan memutuskan untuk mendaftar. WWOOF itu seperti sebuah sistem pertukaran bagi para petani untuk mendapatkan sukarelawan dan bagi orang asing untuk dapat merasakan pengalaman tinggal di Jepang seperti orang lokal.

Saya sangat bersemangat ketika melihat daftar tuan rumah yang ada di situs tersebut karena mereka tidak hanya terbatas di bidang pertanian saja. Beberapa di antaranya berprofesi sebagai pengelola rumah penginapan dan produsen makanan. Tuan rumah-tuan rumah tersebut tersebar di seluruh Jepang mulai dari Hokkaido sampai Kagoshima. Proses pendaftarannyapun juga cukup mudah:

  1. Daftar dan bayar biaya anggota tahunan.
  2. Isi data diri di lembar yang telah disiapkan dan tulis juga informasi tambahan mengenai kegiatan yang ingin Anda lakukan, dst.
  3. Beritahukan pada mereka, kapan Anda siap dan berapa lama Anda ingin tinggal di sana.

Jika mereka tertarik mungkin diperlukan beberapa kali berbalas email dan kemudian mereka akan mengambil keputusan.

Akan sangat membantu jika Anda bisa berbicara/menulis Bahasa Jepang bahkan kemampuan dasar sekalipun berguna karena jika mereka bisa berkomunikasi dengan Anda akan mempermudah mereka dalam membuat keputusan. Tak lama setelah mendaftar saya diterima di 2 perkebunan. Sebuah perkebunan organik di Furano dan sebuah perkebunan buah di Yamanashi.

Perkebunan Organik Furano

Saya menyukai pengalaman saya di perkebunan ini. Saya bekerja selam 6 jam setiap harinya dengan 6 hari kerja dan 1 hari libur. Jika Anda seperti saya, seseorang yang belum pernah berada di perkebunan sebelumnya, Anda mungkin akan menyukai pekerjaannya.

Mencabuti rumput yang ada di petak-petak kentang, memisahkan sulur-sulur labu, menanam ulang wortel muda, memanen bawang putih, membersihkan kandang ayam (lumbung dengan ukuran yang sangat besar) dan bahkan mencukur bulu domba. Saya menikmati setiap tugas yang diberikan pada saya. Saya bahkan melakukan negosiasi untuk memulai jam kerja saya lebih awal sehingga saya bisa istirahat siang lebih dulu dan punya waktu untuk berkeliling. Ditambah lagi mereka punya sebuah sepeda 'Mamachari' yang bisa saya pakai berkeliling melihat bunga-bunga dan perkebunan yang ada di daerah sekitar.

Kepala perkebunan tersebut adalah seseorang yang ingin bertemu dengan orang-orang dari berbagai belahan dunia, karena itu dia menikmati perannya sebagai seorang tuan rumah. Dia menyempatkan waktunya untuk bercakap-cakap dengan saya dan menanyakan pada saya jika sekiranya saya ingin melakukan hal lainnya saat sedang di sana. Selain itu, dia juga membawa saya ke Tomamu untuk mengunjungi 'kapel di atas air' Tadao Ando. Mereka bahkan membawa saya ke sebuah onsen yang ada di atas pegunungan dan mentraktir saya sushi.

Pemilik perkebunan tersebut pernah menerima dua orang sukarelawan sebelum saya dan mereka menceritakan pengalaman mengerikan mereka yang membuat mereka memutuskan kalau sukarelawanlah harus memasak makanan mereka sendiri dan tinggal terpisah dari keluarga. Tapi mereka menyediakan semua bahan yang dibutuhkan oleh para sukarelawan untuk membuat makanan mereka sendiri. Dan di sana saya memiliki akses untuk bisa mendapatkan telur segar dan sayuran lezat langsung dari kebun. Selain itu saya bisa membeli daging sapi dan bahan-bahan lainnya di supermarket. Mereka adalah tuan rumah yang sangat baik dan sangat mudah untuk bisa dekat dengat mereka (membuat perpisahan kami diiringi dengan air mata...). Setelah kami berpisah, saya masih berkomunikasi dengan mereka.

Perkebunan Buah Yamanashi

Kali ini pengalaman yang disuguhkan sangat berbeda dari yang saya alami sebelumnya di perkebunan pertama. Perkebunan ini dikelola oleh keluarga yang lebih besar. Kepala keluarga tersebut dulunya adalah seorang profesor universitas dan sekarang dia yang mengatur pekerjaan yang mesti dilakukan anggota keluarnya yang lain. Di sana saya tinggal di rumah utama dan makan bersama keluarga tersebut setiap harinya. Ada juga beberapa sukarelawan lain di perkebunan tersebut, jadi kami melakukan semua pekerjaan bersama-sama. Perkebunan ini hanya menanam buah persik, plum dan anggur, jadi tidak begitu banyak variasi pekerjaan yang dilakukan. Tapi itu masih sangat menyenangkan. Mereka memberi saya dua kotak besar buah persik saat saya hendak pulang, yang kemudian saya bagi-bagikan pada teman-teman saya di Tokyo dan bahkan saya mengirimkan salah satu kotak tersebut ke rumah.

Bagi siapa saja yang tertarik, perlu diketahui bahwa Anda harus bertanggungjawab dan melakukan semua pekerjaan yang diperintahkan kepada Anda dengan baik.

Sedikit saran: saya memilih tempat berdasarkan musim, jadi saya bisa berkunjung ke tempat-tempat menarik di daerah setempat tanpa harus menguras kantong saya. Itu merupakan suatu pengalaman yang menyenangkan dan saya tak sabar untuk mencoba pengalaman yang lainnya!

0
0
Apakah artikel ini bermanfaat?
Help us improve the site
Give Feedback

Tinggalkan komentar

Thank you for your support!

Your feedback has been sent.