Inikah tahun penaklukan Gunung Fuji yang ikonik hanya dalam satu hari? Ya, mungkin cerita saya bisa membantu mengambil keputusan. Atau mungkin bisa membangun keinginan untuk mendakinya lagi! Apapun itu, musim pendakian resmi sudah dekat, mulai dari 1 Juli sampai 31 Agustus dan saya akan memberitahu JapanTraveler, bahwa meski pendakian itu menguras seluruh tenaga saya untuk bisa mencapai puncak, tiap langkah yang berat sangat akan terbayarkan nantinya. Pengalaman tak terlupakan yang akan membuat siapapun merasa telah meraih sebuah prestasi!
Dikenal sebagai gunung berapi berbentuk kerucut sempurna, Gunung Fuji diberi gelar Situs Warisan UNESCO pada 22 Juni 2013. Status baru ini membawa para pendaki gunung baik dari daerah sekitar maupun negeri jauh, semua berkeinginan untuk mencapai puncak setinggi 3.776 meter itu. Entah ingin mendaki pada hari-hari biasa ketika sepi, atau pada akhir pekan ketika antrean yang lebih panjang terbentuk untuk mengambil cap walking-stick dan tabrak-tabrakan akan terjadi ketika melewati lintasan berbatu, siapapun harus bersiap-siap sebelum datang kesini.
Ada pepatah Jepang mengatakan: "Semua orang harus mendaki Gunung Fuji satu kali; hanya orang bodoh yang mendakinya dua kali."
Jadi, secara teknis saya adalah seseorang yang bodoh dan anak saya yang berusia 16 tahun bodoh 2 kali (ia telah mendakinya tiga kali). Saya mendaki Fuji-san dua kali karena banyak sekali yang menghalangi langkah saya menuju puncak pada pendakian pertama: 1) Tas saya terlalu penuh dengan air, makanan dan peralatan, menambah berat yang tidak diperlukan, 2) Saya terlalu sering berhenti untuk mengambil foto, 3) Saya mengantri di setiap pos untuk mendapatkan cap, 4) Hujan dan angin yang sangat kacau. Maka dari itu, saya tidak sampai tepat waktu pukul 11 pagi di hotel Fujisan (stasiun ke-8 Original) supaya bisa mencapai puncak pada jam 1 siang dan turun tepat waktu untuk mengejar bis sewaan pukul 5 sore. Saya akui, semangat saya patah dan dalam hati saya tetap mengulang-ulang semua skenario "bagaimana kalau". Saya pun tergerak untuk mencobanya lagi pada tahun berikutnya.
Dengan lebih banyak waktu untuk menaiki tangga, tas yang lebih ringan, cap yang lebih sedikit dan cuaca yang sempurna, saya berhasil mencapai puncak pada 2012. Lagi, perjalanan dimulai dengan pemandangan matahari terbit pukul 5.30 dari stasiun ke-5 Subaru dan pendakian selama 6 jam di Jalur Yoshidaguchi. Jalan turun selama 4 jam seperti jalur zig-zag tiada akhir di jalur berbatu vulkanik gembur menuju lintasan Fuji-Subaru. Sama sekali tidak mudah dari sini. Pastikan untuk memotong kuku jari kaki sebelum melakukan pendakian dan harap ingat bahwa toilet disini sangat sedikit dan jauh satu sama lain di jalan turun.
Dengan tongkat jalan untuk dipamerkan dan beberapa cerita untuk dibagikan, mendaki Gunung Fuji akan selalu berada di tempat spesial di hati saya. Sekarang saya bisa dengan puas menikmati pemandangan menakjubkan Fuji-san dari kejauhan dan berkata, "Saya pernah berdiri di puncak gunung itu!". Dan saya harap JapanTraveler bisa mengucapkan hal yang sama juga.
*Diperbaharui pada 27 Mei 2014, karena pemberian status Situs Warisan UNESCO