Naoshima dikenal dengan museum-museum dan proyek-proyek seni modern, namun tidak semua yang berada di pulau ini identik dengan hal-hal kelas atas. Hanya berjarak dua menit dari terminal feri utama di Miyanoura, Museum 007 yang segar dan menghibur, adalah tempat yang menyenangkan untuk dikelilingi apabila Anda memiliki sekitar setengah jam selagi menunggu kapal.
Berlokasi di dalam sebuah ruangan yang sama terlindunginya dengan sebuah tuksedo, museum ini dibuka setelah pulau Naoshima tampil dalam "The Man with the Red Tattoo", novel James Bond yang ditulis oleh Raymond Benson. Salah satu penduduk asli pulau memutuskan untuk memulai kampanye agar buku itu dijadikan sebuah film, dan museum ini menjadi bagian dari kampanye tersebut. Mereka mengumpulkan berkotak-kotak memorabilia untuk ditampilkan, termasuk buku, pajangan, poster "Quantum of Solace" yang ditandatangani Daniel Craig, dan beberapa catatan Benson mengenai penelitian yang ia lakukan di pulau ini, dibuka secara strategis seolah-olah seperti sebuah halaman yang mempromosikan Jepang dan ppenduduknya.
Di salah satu dinding, ditampilkan rangkuman dari alur cerita buku Benson: semua cerita-cerita Bond yang bagus menampilkan tempat-tempat eksotis, wanita-wanita glamor, peralatan canggih, dan tentu saja penjahat-penjahan gila yang secara tidak masuk akal selalu ingin menghancurkan peradaban dengan cara yang rumit dan terkesan sia-sia. Semuanya terasa makin menyenangkan dengan narasi di dalam kepala yang bernada lebih kering daripada sebuah vodka martini berkata: "Selagi anak buah Yoshida memasuki tank, Bond menyalakan sebuah bom kecil yang ia sembunyikan di dalam mansetnya."
Satu lagi yang sama menariknya adalah "From Naoshima with Love", sebuah film berdurasi 20 menit yang bercerita tentang Pangeran William yang menyerupai James Bond sedang berkunjung ke pulau ini bersama asistennya, Nona Manabe; intinya adalah sebuah video promosi mengenai Naoshima yang dibuat dengan tema Bond, yang sungguh-sungguh namun bodoh dalam artian konyol, menyajikan banyak hiburan yang bisa dinikmati seperti pemandangan pulau yang memukau—meskipun alur ceritanya sangat payah. Beberapa dialog ditampilkan dalam Bahasa Jepang, namun Anda dapat tetap menikmati (dan mengagumi) kemampuan James Bond untuk tetap berwajah datar selagi menyampaikan kata-katanya seperti "Menurut saya, sangat mengagumkan bagaimana sensitifnya para seniman mengenai arsitektur dan gaya hidup orang-orang yang memang aslinya tinggal di sana", dan Gubernur Kagawa yang bergaya lembut berusaha untuk terdengar kasar ketika menyuruh James Bond untuk pergi ke pulau ini.
Selain semua ini, ada sejarah kampanye hingga proses pembuatan film, pajangan James Bond yang sedang menghajar musuhnya di mana Anda bisa memasukkan wajah Anda untuk dijadikan foto, sampai pahatan aneh dari karya seni buatan yang muncul dalam buku Benson. Dan yang paling penting, museum ini gratis!