Sistem Layanan Kesehatan Jepang

Fakta seputar Sistem Layanan Kesehatan Jepang

Jika Anda bepergian ke Jepang, Anda harus siap jika terjadi suatu keadaan darurat.

Baru-baru ini ada sebuah artikel di Japan Today tentang sebuah daftar baru fasilitas-fasilitas Sistem Layanan Kesehatan ramah warga asing yang sedang disiapkan oleh pemerintah. Itu merupakan sebuah artikel yang positif dan ketika saya membaca bagian komentar, saya terkejut dengan banyaknya komentar negatif. Saya sebelumnya juga melihat ada sejumlah orang yang memberi komentar negatif di artikel-artikel tentang Jepang lainnya dan saya membayangkan kalau tidak ada satu hal pun yang bisa membuat orang-orang ini bahagia.

Saya ingin meluruskan masalah ini. Banyak dari teman saya yang telah tinggal di Jepang selama lebih dari 20 tahun dan saya sekarang sudah 3 tahun tinggal di sini. Mereka semua merasakan berbagai hal positif dari sistem kesehatan yang ada. Meskipun saya yakin ada juga beberapa masalah, tapi hal itu lumrah terjadi seperti yang juga terjadi di berbagai negara yang ada di dunia.

Saya adalah seorang pria berusia enam puluh tahun lebih yang sehat. Saya jarang sakit, tapi ketika saya sakit saya akan melakukan sebuah tindakan yang cepat.

Pada bulan Januari lalu, saya mulai merasa sangat pusing dan setelah beberapa minggu merasa tak kunjung membaik, saya memeriksakan diri ke dokter lokal yang memberi saya beberapa pil yang dapat mengontrol gejala-gelaja yang saya alami. Pada bulan Februari saya melakukan pemeriksaan fisik tahunan ketiga saya di Bluff Clinic, Yokohama. Dr. Akashi, yang fasih berbahasa Inggris memperingatkan saya tentang kolesterol saya yang tinggi dan ingin saya kembali pada bulan Agustus untuk penanganan lebih lanjut.

Saya terus melanjutkan kebiasaan jalan jauh saya sampai suatu saat di minggu pertama bulan Juni, saya mulai mengalami nyeri dada. Saat itu, rasa sakit yang saya alami terasa lebih sering dan saya tidak bisa lagi berjalan jauh dan bahkan jalan beberapa meter saja rasanya sakit sekali.

Saya membuat janji untuk melakukan pemeriksaan di Bluff Clinic pada tanggal 21 Juni dan menerangkan gejala baru saya tersebut dan melakukan tes EKG yang menunjukkan beberapa perubahan sejak Februari. Dokter Akashi segera menbuat janji dengan dokter jantung untuk melakukan beberapa tes.

Dua hari kemudian saya berada di Rumah Sakit Umum Shonan Kamakura. Rumah sakit ini melayani banyak orang asing dan mereka menyediakan alat penerjemah untuk setiap staf medis yang bekerja. Tanggapan pertama saya tentang rumah sakit ini adalah, area resepsionisnya hangat dan terbuka. Saya masih tidak tahu apakah burung Warbler yang saya dengar berkicau itu adalah burung asli yang ada di luar atau sebuah rekaman. Apa pun itu, suaranya berhasil memberikan sebuah ketenangan.

Selama empat jam di rumah sakit, saya pergi dari departemen satu ke departemen lainnya untuk menjalani berbagai tes, pemindaian, dan pemeriksaan darah. Semuanya dilakukan oleh staf profesional dengan sangat terorganisir dan saya sangat jarang menunggu tes yang berikutanya akan saya lakukan. Akhirnya, saya bertemu dengan Dokter Shigeru Saito, spesialis Kardiologi Intervensi yang sudah sangat terkenal di tingkat internasional.

Pada tahun 2015 Rumah Sakit Shonan Kamakura menangani 4.869 kasus angiografi koroner dan 1.025 kasus PCI (Intervensi Koroner Primer).

Selama sesi konsultasi saya berlangsung, Dr. Saito menampilkan hasil dari serangkaian tes yang saya lakukan. Saya bisa dengan mudah mengetahui adanya penyumbatan di salah satu arteri saya dan dia merekomendasikan saya segera melakukan prosedur penanaman ring. Dia sangat teliti dalam penjelasannya, dan merupakan tipe orang yang akan Anda kunjungi dan minum bir bersama setelah pulang kerja. Kami membuat janji untuk melakukan prosedur tersebut hari Selasa depan.

Selama akhir pekan saya tidak melakukan aktivitas yang berat, tapi sakit dada yang saya rasakan terasa lebih nyeri.

Pada hari Selasa, saya tiba di rumah sakit jam 11 pagi dan segera dibawa ke kamar saya. Prosedur yang saya lakukan dimulai dengan pemeriksaan darah, pemasangan IV dan melakukan EKG. Pada jam 1 siang saya sudah berada di ruang operasi. Saya disambut oleh sekelompok orang yang semuanya tersenyum dengan ramah dan dokter menjelaskan bahwa dia bersama beberapa murid akan menonton prosedur penanaman ring. Ada seorang perawat berbahasa Inggris di sana. Saya diberi anestesi lokal dan terjaga selama prosedur berlangsung. Ketika alat itu dimasukkan ke jantung saya, Dokter Saito menemukan penyumbatan lainnya dan sebagian arteri yang rusak. Sebelum memasang Stent (ring), dia memperbaiki semuanya dan ketika selesai dia mendudukkan saya, lalu menunjukkan kepada saya sebuah layar dan menunjuk di mana ring tersebut dipasang. Saya kemudian ditempatkan di ruang pemulihan, sebelum akhirnya dibawa kembali ke kamar saya. Kemudian sore harinya, Dokter Saito datang mengunjungi saya dan berkata karena saya sangat sehat, saya tidak perlu menginap selama dua hari dan saya bisa keluar esok harinya setelah bertemu dengan terapis fisik dan ahli gizi. Menjelang siang pada hari berikutnya saya sudah dalam perjalanan pulang.

Selama terapi fisik, saya bertemu Margaret Ells, seorang turis wanita dari Selandia Baru. Dia mengunjungi putrinya yang memiliki kafe Kopi Mojo di Tokyo. Mereka sedang mengunjungi Kamakura ketika Nyonya Ells tiba-tiba ambruk dan kesulitan bernapas di hotel mereka setelah kembali dari makan malam. Dia dengan cepat dibawa ke Rumah Sakit Shonan Kamakura dengan ambulans dan didiagnosis menderita Pulmonary Embolism (Emboli Paru), di mana dokternya memberikan obat baru yang sepenuhnya menghancurkan sebuah gumpalan darah yang jika tidak hancur akan menyebabkan kematian. Saya dan Miwa sama-sama memiliki kesempatan untuk berbicara dengannya dan dia tidak bisa berhenti mengatakan tentang betapa efektifnya sistem layanan kesehatan di Jepang. Pengalamannya mencerminkan pengalaman saya dengan staf yang efisien, menyeluruh dan ramah. Setelah 2 minggu di rumah sakit dia diperbolehkan untuk pulang dan bisa melanjutkan liburannya.

Ells berkata, “Saya tidak bisa membayangkan akan mendapatkan perawatan yang lebih baik di tempat lain yang ada di dunia ini. Meskipun ada kendala bahasa, para perawat dan dokter yang bisa berbahasa Inggris dasar mengusahakan yang terbaik untuk bisa berkomunikasi dengan saya, jadi saya mengerti apa yang sedang terjadi saat itu. Di ruang perawatan para perawat menggunakan iPad dengan aplikasi penerjemah, di mana mereka akan berbicara dalam bahasa Jepang yang kemudian diterjemahkan oleh aplikasi tersebut dan dia kemudian mengatakan terjemahan yang dia dengar kepada saya dalam bahasa Inggris dan begitu juga sebaliknya”.

Saya tidak akan mengulas tentang biaya rumah sakit yang saya habiskan, karena premi sistem pelayan kesehatan didasarkan pada tingkat pendapatan dan saya juga memakai asuransi tambahan. Saya bisa mengatakan bahwa bahkan jika Anda membayar jumlah maksimum dari layanan yang diberikan, besarnya hanya sepertiga biaya untuk prosedur yang sama di Amerika Serikat. Pada tahun 2015 Blue Cross Blue Shield menyatakan biaya rata-rata nasional untuk PCI (Intervensi Korutan Primaer) di Amerika Serikat adalah $27,144, itu belum termasuk biaya rumah sakit dan layanan medis lainnya. (Lihat halaman web BCBS).

Singkatnya, selama tiga tahun terakhir saya telah menggunakan sistem pelayanan kesehatan Jepang dan saya hanya memiliki pengalaman positif dengan layanannya yang sangat terorganisir, efisien dan ramah.

Oh, manfaat lain dari prosedur ini adalah ketika mereka menemukan sumbatan tambahan dan memperbaikinya, rasa pusing saya benar-benar hilang.

Ketika saya bepergian ke luar negeri, saya selalu membawa asuransi perjalanan dalam keadaan darurat dan saya sangat menyarankan Anda yang bepergian ke Jepang melakukan hal yang sama, tapi jangan takut sakit di negara kami karena Anda akan dirawat dengan baik.

0
0
Apakah artikel ini bermanfaat?
Help us improve the site
Give Feedback

Tinggalkan komentar

Thank you for your support!

Your feedback has been sent.