Sebuah ganguan?

Membantu pria putus asa di peron kereta

Saat itu pukul enam di sore hari dan peron kereta sangat penuh.

Saya telah pergi ke toko serba ada di stasiun, membeli dua buah roti isi dan paket jus untuk diri sendiri, dan kotak kecil penuh coklat bertabur almond untuk anak perempuan Saya, yang telah menunggu di rumah.

Ketika Saya mencoba mencari jalan dikerumunan, orang-orang berdesakan untuk mencari tempat sempit agar mereka bisa berdiri dengan tenang dan menunggu kereta datang. Tiba-tiba, Saya menyadari adanya keributan, sesuatu yang luar biasa daripada sekedar dorongan dan desakan.

Seorang pria terlihat seperti tunawisma mendorong orang-orang ketika mereka berjalan melewatinya, meminta orang-orang untuk menjaga tata krama. Saya berhenti untuk melihat sepasang pasangan pria muda yang menjadikan pria tersebut sebagai lelucon, dan tiba-tiba Saya mendengar seseorang menelpon polisi dengan telepon genggam, mengatakan bahwa terdapat seorang yang bertindak kasar di peron. Saya segera merasa tidak enak bagi pria itu, dan tahu bahwa konfrontasi dengan polisi dan beberapa waktu di penjara bukanlah apa yang pria itu inginkan.

Saya berjalan langsung menuju pria tersebut, sementara tidak melihat langsung kearahnya, dan segera melihat bahwa pria tersebut bersiap-siap mendorong Saya ke samping. Sebelum mencapai pria tersebut, Saya membuat pria tersebut percaya bahwa Saya tersandung dan menjatuhkan kantong plastik, berbicara kepada diri sendiri dalam bahasa Inggris tentang bagaimana menjadi ceroboh, Saya membungkukan diri untuk mengambil kantong plastik, dan ketika berdiri langsung berhadapan langsung dengan pria tersebut, sekitar satu kaki jaraknya.

Melanjutkan berbicara dalam bahasa Inggris terbaik Saya, Saya membuat komentar mengenai cuaca, sambil membuka kantong plastik untuk menunjukkan kepada pria tersebut barang apa yang terdapat di dalam kantong tersebut. Kemudian, Saya bergerak ke arah tangga terdekat, memberikan tanda dengan tangan bahwa kami harus berdiri di sana. Bukan saja pria tuna wisma tersebut memahami maksud Saya, tetapi juga dengan orang lain yang berada di sana, karena mereka membuka jalan agar kami berdua dapat lewat.

Ketika kami sampai di tangga, Saya mengeluarkan roti isi, membuka pembungkusnya, dan menyerahkan setengah bagian kepada pria tuna wisma itu, sementara segera memakan setengah bagian lainnya. Pria tersebut segera memasukkan roti isi ke mulutnya dan memakannya dengan sangat cepat.

Saya membuka roti isi kedua, memberinya setengah bagian, dan memegang setengah bagian lainnya. Sekali lagi pria tersebut memasukkan makanan ke dalam mulutnya dan segera memakannya. Kemudian Saya memberikan sisa setengah bagian, dan menyadari bahwa pria tersebut memakannya dengan kecepatan yang lebih melambat kali ini.

Polisi kemudian datang dan Saya segera menyerahkan paket jus anggur ke pria tuna wisma tersebut dengan sedotan plastik menonjol keluar. Saya dapat melihat bahwa polisi tersebut sedikit bingung karena tidak terdapat tindakan kekerasan. Saya melihat ke arah polisi dan mengatakan dalam bahasa Jepang bahwa “semuanya baik-baik saja. Pria tersebut adalah teman Saya. Dia sangat lapar, dan karena itu agak sedikit kesal. Sekarang karena Saya telah memberinya makan maka semuanya baik-baik saja”. Polisi terlihat sangat bingung. Saya tersenyum kepada polisi, membungkuk sedikit, dan berterima kasih karena telah datang. Tidak yakin dengan apa yang harus dilakukan selanjutnya, polisi menundukkan kepala sebagai balasan, melihat sekeliling, dan kemudian berjalan pelan-pelan ke luar.

Kereta Saya telah datang, dan memberikan isyarat kepada pria tersebut bahwa Saya harus pergi. Pria tersebut membungkuk dalam, menjulurkan tangan dan mengatakan “terima kasih” dalam bahasa Inggris.

Saya menyerahkan kotak almond dan kantong plastik kosong dan segera memasuki kereta. Ketika pintu perlahan menutup, Saya melihat ke belakang dan disanalah berdiri teman baru Saya, mengangguk ke atas dan ke bawah, membungkuk dan tersenyum lebar.

Saya tersenyum kembali ke pria tersebut, akan tetapi tidak terdapat ruang di kereta yang padat tersebut untuk membungkuk.

Ketika kereta berjalan keluar dari peron, Saya mencoba mengira apa yang akan dikatakan anak perempuan Saya ketika bercerita bahwa Saya telah membagi semua permennya dengan orang lain yang belum pernah dia temui.

0
0
Apakah artikel ini bermanfaat?
Help us improve the site
Give Feedback

Tinggalkan komentar

Thank you for your support!

Your feedback has been sent.