Paviliun Perak Ginkaku-ji di Kyoto

Warisan Dunia dan Lautan Pasir Perak

Ginkaku-ji (secara resmi disebut Higashiyama Jishoji) terletak di kaki Pegunungan Timur (Higashiyama). Pendirinya, Ashigaka Yoshimasa bermaksud untuk menghabiskan sebagian besar hidup pensiunnya di sini. Yoshimasa, selain menjadi Shogun Muromachi ke delapan, juga merupakan cucu Ashigaka Yoshimitsu, pendiri Paviliun Emas (Kinkaku-ji). Yoshimasa terinspirasi oleh Paviliun Emas kakeknya. Ia bermaksud untuk menciptakan struktur yang sama tetapi dilapisi dengan perak. Namun sayangnya, pergolakan berkali-kali di Kyoto mencegah rencananya terwujud.

Saat Anda memasuki pekarangan kuil, Anda akan disambut oleh pagar tanaman setinggi 50 meter yang dibuat dari batu, bambu dan bunga camelia di kedua sisi. Ini adalah situs yang luar biasa untuk dilihat terutama ketika camelianya mekar! Ketika Anda sampai ke ujung pagar, Anda akan menemukan bilik tiket, dan beberapa langkah setelah itu ada meja yang akan memberikan Anda kesempatan untuk menyewa Pemandu Suara!

Anda akan segera menemukan Taman Pasir Ginsyadan yang menakjubkan. Kekontrasan dari pasir yang mewakili gelombang dan gundukan pasir putih yang melambangkan Mt. Fuji sangatlah mempesona. Bangunan di depan pasir akan memberi Anda kesempatan untuk duduk dan menikmati situs ini. Bangunan ini juga merupakan Platform Pandang Bulan Kogetsudai! Anda dapat melihat kilauan pasir di bawah sinar bulan. Itulah alasan mengapa dia diberi julukan "Lautan Pasir Perak".

Tepat di sebelah pasir Ginsyadan ada taman dengan kolam kehijauan, dimana batu-batu dan tanaman dirancang dalam gaya yang bisa dinikmati setiap musim. Sedikit melewati kolam, ada sebuah bangunan yang mirip dengan "sumur harapan" bergaya Barat, di mana orang membuang koin dan berharap untuk mendapat keberuntungan.

Kemudian Anda akan tiba di sebuah persimpangan jalan. Terserah Anda apakah Anda ingin naik ke sebuah bukit kecil atau tidak. Jika Anda memilih untuk pergi mendaki seperti yang saya lakukan, Anda harus sangat berhati-hati! Beberapa anak tangga bisa tampak rumit tapi secara keseluruhan itu adalah pendakian yang mudah. Jika Anda tidak memilih pergi ke atas bukit maka jalan setapak akan membawa Anda ke pintu keluar.

Karena saya biasanya memilih jalan yang jarang dilalui, saya pergi ke atas bukit untuk merasakan sedikit petualangan! Saya kemudian sampai di sebuah sumur, namun sumur ini tidak seperti yang biasanya Anda kenal. Ini adalah salah satu sumur yang sangat dangkal. Legenda mengatakan bahwa di masa lalu, pembuat sumur dulunya menimba air sumur ini untuk membuat tehnya!

Jalan setapak kembali melingkar mendaki bukit, yang ternyata tidak sesulit yang saya pikir, dan pemandangan dari pertengahan bukit ini sangat mempesona. Ke Paviliun Perak dengan kota sebagai latar belakangnya. Hal ini membuat saya berpikir mungkin saya sesungguhnya sudah benar-benar mendaki ke Pegunungan Timur dan bukan hanya sekedar ke bukit! Jalur menurunnya cukup mudah, dan kemudian saya pergi untuk melihat Paviliun Perak lagi lebih dekat namun dari sudut yang lain. Lalu saya melangkah ke Omise (toko oleh-oleh) untuk melihat apa yang mereka tawarkan.

Paviliun Perak mungkin tidak berlapis perak namun taman dan situs di sekitarnya membuatnya layak dikunjungi. Saat saya menulis ini, saya sedang membuka halaman web Paviliun Perak dan itu adalah situs yang patut dikunjungi!

Info lebih lanjut

Cari tahu tentang Ginkakuji

0
0
Apakah artikel ini bermanfaat?
Help us improve the site
Give Feedback

Tinggalkan komentar

Thank you for your support!

Your feedback has been sent.