Kunjungan ke Gn. Koya di Yoshino

Situs warisan dunia di antara Nara dan Wakayama

Bagi banyak orang Jepang yang menyukai tempat terbuka, alam, mendaki dan mengunjungi kuil-kuil tua, sebuah tempat terkenal yang bisa dikunjungi di Kansai adalah Gunung Koya, sebuah situs warisan dunia yang mendominasi perbatasan antara Nara dan Wakayama di Semenanjung Kii.

Diakses dari lembah gunung, tempat ini dapat dicapai dengan menaiki kereta ekspres Kintetsu baik dari Osaka, Kyoto, atau Nara. Tujuan akhir dari Kintetsu adalah stasiun Kintetsu Yoshino, di mana setelahnya Anda dapat mendaki jalur gunung dengan berjalan kaki, atau menaiki kereta gantung kecil ke atas gunung. Terminal kereta gantung itu bernama Stasiun Yoshino-san. Dari sana Anda hanya tinggal menempuh perjalanan kaki singkat untuk mencapai kuil, onsen, dan hotel yang tersebar di seluruh puncak gunung.

Setelah Anda meninggalkan stasiun, ambil jalan ke kiri dan berjalanlah menaiki jalanan curam. Anda akan melewati sebuah torii Jepang atau lengkungan Buddha, dan di atas bukit di depan Anda ada gerbang Niimon - pintu masuk ke salah satu kuil terbesar di Gunung Koya. Kuil Kinpusenji. Berjalan di jalan sempit (hanya ada satu jalan jadi sulit untuk tersesat), Anda akan melihat banyak toko oleh-oleh, ryokan tua dan hotel, yang sebagian besar mempunyai onsen atau pemandian air panas. Untuk ¥1.000 Anda dapat menikmati dan bersantai di pemandian air panas bergaya tradisional. Di Shin Yoshino Tatsumiya, misalnya, untuk ¥6.900 Anda bisa mandi serta mendapat makanan tradisional Jepang. Berjalan di sepanjang jalan di berbagai tempat ini, Anda bisa memandang ke bawah lembah yang hampir seluruhnya tertutup pohon (cemara Jepang atau "sugi") dan sesekali melihat kuil, atau atap yang menyembul keluar.

Tergantung pada seberapa banyak waktu yang Anda miliki dan tingkat kebugaran Anda, ada sejumlah rute pejalan kaki yang bisa Anda ambil, dan dilihat dari peta yang Anda bisa dapatkan di stasiun, jarak paling jauh membutuhkan waktu sekitar 50 menit untuk satu kali perjalanan. Sepanjang rute mungkin ada sekitar selusin kuil kecil dan kuil-kuil yang berbeda, memungkinkan Anda untuk menghabiskan malam di salah satu kuil tersebut. Jika Anda mencari tanda 宿 ("shukujo"), Anda dapat mengetahui apakah kuil tersebut bisa disinggahi. Beberapa kuil, seperti kuil Yoshino sekitar 1,5 km dari stasiun kereta gantung, mengharuskan Anda membayar biaya masuk jika Anda ingin memasuki bangunan dan mengunjungi pekarangannya. Untuk kuil-kuil yang lainnya, memungkinkan juga untuk masuk dan berdiri di depan kuil doa tanpa membayar uang.

Perjalanan kembali ke stasiun kebanyakan menurun. Ada beberapa toko yang menarik: salah satunya adalah sebuah toko kecil yang tua (berusia lebih dari 80 tahun) menyajikan teh hijau tradisional dan o-mochi, yang merupakan jenis kue manis beras Jepang. Toko ini menyajikan teh hijau mattcha dalam mangkuk tembikar besar, dan kue berasnya berisi azuki (kacang merah) atau kinako ( ). Seperangkat teh disajikan dari harga sekitar ¥650.

Dalam perjalanan pulang saya berhenti di Yoshino Tatsumiya untuk berendam di pemandian air panas. Saya diarahkan ke bawah lantai pertama yang menuju ke ruangan onsen di mana ruangan ini dibagi menjadi pemandian untuk pria dan wanita (pria di sebelah kanan dan wanita di sebelah kiri, ini ditunjukkan oleh kanji pada tirai noren). Masuklah dan letakkan pakaian Anda di keranjang - Anda tidak akan mengenakan pakaian apapun di onsen kecuali sebuah handuk kecil. Basuh dan sabuni tubuh Anda kemudian lakukan pembilasan. Sabun batangan dan sampo sudah disediakan disana. Anda kemudian dapat memasuki kolam berendam utama yang sangat panas, dengan suhu sekitar 38 derajat Celsius. Kolam ini memberikan rasa panas yang menyegarkan ketika Anda masuk namun setelah Anda berendam sampai batas leher dan air menyelimuti tubuh, Anda akan merasa sangat santai dan tenang saat berendam di dalam air panas tersebut.

Di luar terdapat rotenburo, yang dapat digunakan untuk duduk menikmati udara segar dan pemandangan gunung dari pemandian air panas. Daerah ini juga sangat indah selama musim semi ketika bunga sakura mekar pada awal April, dan ketika daun berubah warna di musim gugur (momiji). Masa-masa Ini adalah waktu yang terkenal baik untuk mengunjungi Gunung Koya dan biasanya sangat padat.

Melanjutkan perjalanan kembali ke stasiun, saya menemukan sebuah tempat yang kelihatannya seperti toko barang antik. Terdapat banyak barang tembikar berbentuk hewan yang dipajangan di luar. Ketika masuk ke dalam saya menemukan beberapa tirai noren yang sangat bagus, yang Anda sering lihat di luar sejumlah toko ketika mereka buka untuk berjualan atau di depan kamar mandi, seperti yang saya sebutkan. Noren yang paling mahal terbuat dari asa (rami) dan dilukis menggunakan tangan dengan corak bangau, ikan mas, kucing, bulan dan bintang, dan lain-lain. Noren lainnya terbuat dari kapas dan hanya dicelupkan ke dalam pewarna nila/indigo. Noren dapat digunakan sebagai gantungan di ambang pintu seperti di dapur, atau untuk memisahkan antar kamar mandi di rumah.

Untuk mencapai Yoshino dari Osaka dan Kyoto Anda dapat menaiki kereta ekspres, tetapi jika Anda naik kereta tokkyu (biasanya berwarna kuning atau jingga) Anda harus membayar tarif ekspres tambahan di atas tarif biasa. Dari Yamato Saidaiji  harga perjalanan totalnya sekitar ¥1.640, dan dari Kyoto akan ada tambahan ¥1.000. Jika Anda tidak terburu-buru, kyuuko membutuhkan waktu sekitar 30 menit dari Saidaiji ke Kashihara-Jingumae di mana Anda dapat berganti arah menuju ke Yoshino. Antara dua stasiun tersebut ada Asuka, yang merupakan ibu kota pertama Jepang, dan itu masih memungkinkan untuk melihat banyak bukit pemakaman dan makam dari zaman kuno. Tarif satu arah kereta gantung Gunung Koya adalah ¥340 atau ¥600 jika Anda membeli tiket pulang-pergi, dan membutuhkan waktu sekitar lima menit mendaki gunung. Semua tempat memiliki tanda yang tersedia dengan jelas sehingga sulit untuk tersesat.

0
0
Apakah artikel ini bermanfaat?
Help us improve the site
Give Feedback

Tinggalkan komentar

Thank you for your support!

Your feedback has been sent.